Dosen Jurusan Seni Tari ISI Surakarta ini punya cerita soal nama Thing Thong. "Suatu kali saya ikut pertunjukan teater. Saya berperan memencet bel kalau tamunya sudah datang. Bunyinya thing thong. Karena blocking, posisi duduk saya di panggung terhalang gong. Akibatnya pemeran tamu belum masuk, saya sudah pencet bel yang berbunyi thing thong. Nah, sejak itu teman-teman menyapa Thing Thong," ucap Setyoasih mengisahkan nama keartisannya.
Sebelum di Sahita, ibu tiga anak hasil pernikahannya dengan F. Hari Mulyatno ini bergabung di Teater Gapit pada 1982. Di Sahita ia dituntut berperan yang bertolak belakang dengan perannya sebagai dosen seni tari yang acapkali harus serius. Kepiawaiannya menari itulah yang membuat Thing Thong menjadi tempat bertanya rekan-rekan di Sahita untuk menyusun gerak tari Sahita di panggung.
Yang membanggakan Thing Thong sebagai penari, dialah penari bedaya pertama di Keraton Surakarta yang berasal dari "luar" tembok keraton. Tahun 1985, cerita Thing Thong, ia dipilih oleh GBPH Puspo, Putra PB XII, untuk menarikan bedaya di keraton. "Bahkan, saya bisa menari bedaya sampai empat kali," ucapnya kalem.