"Lily Tak Sempat Melihat Tiga Bidadari Kami" (1)

By nova.id, Senin, 5 September 2011 | 04:18 WIB
Lily Tak Sempat Melihat Tiga Bidadari Kami 1 (nova.id)

Semua keceriaan itu berubah ketika Jumat (5/8) itu Lily meng­aku sesak napas. Katanya, itu sudah dirasakannya sejak beberapa hari belakangan dan semakin berat. Keesokan harinya, sesak napas yang dirasakan Lily semakin parah hingga dia menangis. Aku langsung membawanya ke RS. Tak disangka, dokter yang memeriksa Lily langsung menyarankan Lily dirawat. Bahkan, dokter menyarankan kami untuk segera menjalani operasi Caesar pada Senin (8/8) atau Selasa (9/8).

Alasan dokter ketika itu, Lily men­derita gejala pre-eklampsia karena tensi darahnya juga terbilang tinggi, hingga 160. Pre-eklampsia adalah tekanan darah yang tinggi dan kelebihan kadar protein dalam urin. Biasanya terjadi selama kehamilan atau segera setelah persalinan.

Saran dokter tadi kami tolak dengan alasan keuangan. Lily merasa usia kandungannya baru mencapai 29 minggu. Lily ingin bayinya lahir paling tidak seminggu lagi agar kuat dan matang. Kami takut jika terlalu cepat, ketiga bayi lahir prematur dan harus masuk inkubator. Perawatan bayi di ruangan itu, kan, makan biaya tak sedikit. Terlebih kami mengetahui ada seorang bayi yang saat itu sedang dirawat dalam inkubator selama hampir sebulan dan sudah menghabiskan biaya sekitar Rp 70 juta. Bagaimana dengan kami yang memiliki anak kembar tiga?

Meski begitu, kami sepakat untuk rawat inap. Pertimbangannya, dibanding harus merawat inap Lily dan tiga bayi, bukankah lebih baik merawat inap Lily saja. Apalagi ketika itu Lily mengatakan kondisinya sudah mulai membaik.

Edwin Yusman F / bersambung