Meski harga sewa mobil "Paket Lebaran" lebih mahal dibanding hari biasa, menurut Tunggul, konsumen tetap akan lebih untung jika menyewa mobil dibanding naik angkutan umum. "Dengan catatan, yang mudik lebih dari empat orang. Bandingkan saja, misalnya, jika mereka pulang ke Jawa harga tiket per orang sekali jalan paling enggak Rp 250 ribu. Belum lagi biaya sewa mobil di tempat tujuan," kata pria yang sudah sejak 2004 menekuni bisnis sewa mobil ini.
Untuk penyewa yang model "lepas kunci" alias tanpa sopir, hanya berkewajiban mengisi bensin selama dipakai. "Kalau ada kerusakan, kami yang tanggung. Tapi jarang banget, sih, mobil kami rusak karena mobil kami rata-rata baru, keluaran tahun 2007 ke atas."
Kalau, toh, sampai mogok, jika memungkinkan akan diganti mobil sejenis. Namun jika tak mungkin, penyewa diminta untuk memasukkan ke bengkel dan semua biaya ditanggung Tunggul. Lain halnya jika mobil itu mengalami kecelakaan. Meski semua mobil diasuransikan, segala risiko kecelakaan ditanggung penyewa. "Termasuk menanggung uang sewa selama mobil itu masuk bengkel. Kan, selama masuk bengkel, mobil jadi tidak bisa disewakan."
Sebulan Lebih Murah
Belasan mobil di PT Corauleng Maega Putra (CMP) di Bumi Serpong Damai (BSD) juga sudah habis dipesan untuk mudik lebaran. "Kalau sudah masuk bulan puasa, konsumen sudah berebut menyewa mobil. Itu terjadi dari tahun ke tahun," kata Asrul Sani dari CMP.
Pria asal Sulawesi Selatan ini selalu memberi advis kepada calon pelanggannya. Itu terlihat saat ada yang ingin menyewa Toyota Kijang tahun 2003 miliknya. "Dia ingin mudik ke Surabaya. Saya, sih, tak menyarankan pakai mobil itu. Minimal ambil mobil keluaran terbaru, tahun 2010, karena jarak tempuh jauh."
Untuk mobil keluaran tahun 2003, Sani hanya menyarankan untuk mudik ke seputar Jawa Barat. "Walaupun sebenarnya mobil itu juga 'sehat' karena memang kami rawat. Untuk memperkecil risiko saja," jelas Sani yang mengaku sudah menekuni bisnis ini sejak puluhan tahun lalu di Makassar. "Baru tahun 2011 lalu kami membuka usaha di Jakarta."
Tak sekadar memilih mobil, Sani juga menganjurkan penyewa memilih paket bulanan meski hanya sekadar mudik sampai 10 hari. Kenapa? "Harga jauh lebih murah jika menyewa bulanan." Sebagai perbandingan untuk mobil Kijang Inova, jika menyewa harian bisa Rp 500 ribu, maka untuk sewa bulanan Sani mematok sekitar Rp 6 juta. "Ini untuk hari biasa. Jika Lebaran, saya naikkan Rp 500 ribu."
Dengan harga yang kompetitif itu, penyewa kebanyakan memilih paket bulanan. "Ya, sama-sama untung. Konsumen untung karena dapat harga sewa murah, sementara kami juga tenang karena selama sebulan mobil sudah ada yang sewa." Kalau, toh, dipakai mudik hanya 7 - 10 hari, "Sisanya, kan, bisa dipakai untuk jalan-jalan di Jakarta."
Pelanggan Sani kebanyakan perorangan dari kawasan BSD dan sekitarnya. Selain menyewakan mobil sendiri, Sani juga menerima penitipan mobil dari orang lain. Yang penting, kata Sani, mobil yang akan dititipkan itu miliknya dan pemilik mau diajak kerjasama. "Jangan mau untungnya saja, tapi juga harus mau menanggung risiko."
Untuk kerjasama ini, pemilik mobil akan menerima uang sewa bulanan dari CMT. "Pokoknya, dipakai atau enggak, kami akan membayar bulanan. Kalau tidak dipakai, ya, risiko saya." Kebanyakan yang menitip adalah mereka yang membeli mpbil secara kredit. "Jadi, uang sewa untuk membayar angsuran. Nah, setelah tiga tahun, mobil itu sudah jadi miliknya."
Sukrisna / bersambung