Soal karyawan, saya punya prinsip tak mau mengeluarkan satu karyawan pun. Pagi hari setelah kebakaran, mereka kumpul di rumah saya. Saya tahu mereka khawatir akan ada karyawan yang dikeluarkan. "Tak akan ada satu karyawan yang keluar, kita sama-sama menderita dan sama-sama senang," ujar saya sambil berlinang air mata.
Karyawan saya jumlahnya sudah 100 lebih, saya minta mereka dibagi-bagi saja kerjanya. Kenapa saya melakukan itu, karena mencari uang itu susah. Saya masih bisa makan, tapi bagaimana jika mereka dikeluarkan, mau makan dari mana? Kalau saya sayang karyawan, otomatis karyawan akan sayang ke pekerjaannya. Tak ada istilah susah, bila sekarang saya susah, pasti saya dibantu karyawan. Benar, kan?
Mereka pun lega dan senang. Sementara itu, saya mencari modal ke mana-mana. Untungnya saya masih punya tabungan untuk membangun kembali Mirota. Dalam setahun, bangunan 4 lantai pun selesai. Lantai 1 untuk batik, lantai 2 kerajinan, lantai 3 studio foto dan ruang tunggu, yang juga ada di lantai 4.