Sukses mengolah pastry yang lezat juga ternyata dibarengi dengan niat tulus memberikan pelatihan enterpreuner bagi siapa saja, terutama para pekerja yang akan memasuki purnatugas dari sejumlah perusahaan, baik yang ada di Jakarta dan beberapa kota lainnya.
"Sebenarnya sudah sejak dulu saya mengajar untuk ibu-ibu PKK Kabupaten Sleman. Jadi ketika melakukan pelatihan untuk masyarakat yang lebih luas, buat saya sama saja. Yang penting bisa memberikan motivasi dan kiat berwirausaha, tak melulu soal bisnis kuliner tapi yang sesuai dengan interest mereka. Kami memotivasi dan menceritakan pengalaman untuk berbagi," ujar Tutik.
Kegiatan pelatihan ini diawali oleh permintaan salah satu teman Agus dan Tutik yang membawa sebuah grup dari manajemen training di Malang yang ingin mendapatkan pelatihan boga lalu menunjuk Roemah Pastry sebagai referensi. dengan bantuannya juga akhirnya Kini, jadwal pelatihan boga mengisi hari-hari di Roemah Pastry Wahyu Austin.
"Saya tak pernah keberatan untuk membagi ilmu, justru semakin banyak kita bagi akan semakin bermanfaat. Dan pelatihan ini lebih menekankan edukasi untuk berwirausaha, mendukung usaha satu sama lain, tidak mengajarkan persaingan usaha," jelas Agus.
Tempat pelatihan dilokasikan di rumah Agus dan Tutik, yang sekaligus sebagai bengkel usaha". Rumah ini memang multifungsi. Semuanya kamia lakukan di rumah. Pelatihan di rumah, gathering juga dirumah. Kalau tidak ada jadwal kedua-duanya, ruangan itu biasanya kami jadikan ruang makan keluarga," kata Agus.
Gathering biasanya dilakukan Agus dan Tutik ketika akan meluncurkan menu baru. Mereka mengundang sejumlah pelanggan setia, minimal sebulan sekali untuk mecicipi dan menikmati produk terbaru Roemah Pastry. "Gathering ini dilakukan untuk terus menjalin hubungan dengan customer, di sini mereka bisa menikmati makanan sepuasnya, lalu memberi kritikan atas hasil olahan kami, tanpa ada transaksi jual beli apapun," jelas Tutik.
Pelayanan yang diberikan pasangan ini semakin membuat para pelanggannya yang rata-rata berasal dari berbagai instansi merasa puas dan semakin mengikatkan diri sebagai pelanggan loyal. "Saya menjalankan usaha ini hanya dengan tiga hal. Ikhlas, berpikiran positif dan siap stres. Soalnya, tekanan pekerjaan di bidang kuliner juga banyak. Jadi, tidak boleh banyak mengeluh, semua harus disyukuri saja. Tiga hal ini lah yang menjaga bisnis ini semakin manis rasanya," kata Agus mantap.
Swita / bersambung