Bahkan semenjak dituduh mencuri, tuturnya, bukan hanya Tan Fang yang ringan tangan, "Keluarganya juga ikut-ikutan memukul." Sejatinya, penyiksaan itu diketahui dua babysitter yang beberapa bulan sempat bekerja di Tan Fang, yaitu Dwi Fitri Noryani (19) dan Sulasmi (17). "Tapi mereka enggak bisa apa-apa karena pasti kena marah. "
Karena Marlena bersikeras mengatakan tak mencuri perhiasan seperti yang dituduhkan, ia pun diperlakukan seperti bukan manusia semisal tidur di pekarangan belakang dengan leher terikat bersama anjing. Makan pun hanya diberi nasi basi. Anggota keluarga Tan Fang juga menyiksa tak kalah beratnya. "Saya diinjak-injak dari kaki sampai kepala. Mereka tak berhenti menyiksa, padahal saya sudah minta ampun dan menangis kesakitan."
Belakangan, karena tak tahan dianiaya terus-menerus, Marlena mengatur siasat agar penderitaannya berakhir. Meski tidak mencuri, ia pura-pura mengaku mencuri perhiasan. "Sambil menangis saya bilang, laporkan saja saya ke polisi. Saya memang sengaja pura-pura mencuri supaya segera dibawa ke pak polisi agar tidak dipukul lagi," tutur Marlena yang mengaku pernah dipaksa minum air cucian kotor.
Setelah pengakuan itu, Tan Fang menggelandang Marlena ke kantor polisi Senin (16/5). Dalam kondisi sudah tak bisa jalan, saat pemeriksaan Marlena menceritakan kejadian yang sebenarnya. "Dan ternyata Pak Polisi percaya saya tidak mencuri, malah akhirnya mereka yang sekarang ditahan," kata Marlena seraya tersenyum.
Luka di sekujur tubuh Marlena, membuat polisi yakin, Marlena adalah korban penyiksaan dan bukan pencuri perhiasan. Rabu (28/5), petugas menangkap dan menahan Tan Fang, Ed, Ez, serta dr. Ron yang diduga melakukan kekerasan terhadap Marlena. "Saya minta mereka dihukum seberat-beratnya. Saya tidak terima diperlakukan seperti ini," harap Marlena yang belakangan ini banyak mendapat simpati berbagai kalangan.
Gandhi Wasono M. / bersambung