Curahan Hati Istri Nurdin Halid (2)

By nova.id, Selasa, 8 Maret 2011 | 00:18 WIB
Curahan Hati Istri Nurdin Halid 2 (nova.id)

Curahan Hati Istri Nurdin Halid 2 (nova.id)

"Foto: Adrianus Adrianto "

Di depan anggota DPR, Bapak mengaku dapat ancaman pembunuhan. Apa benar? Keluarga juga sempat diancam?

Bapak memang di-SMS, katanya mau ditembak. Kalau ke keluarga, paling-paling lewat SMS. "Hati-hati keluarga!" begitu ancamannya. Ya, kami memang harus waspada. Takutnya menyesal belakangan. Yang penting, selalu berdoa. Kalau manusia bermaksud jahat tapi Allah tidak mengizinkan, insya Allah tidak akan terjadi.

 Pernah menyarankan agar suami mundur saja dari PSSI?

Sering saya sampaikan! Saya bilang, "Mundur saja lah daripada kita teraniaya dan terzalimi seperti ini." Tapi setelah melihat pemberitaan seperti itu, juga dari penjelasan Bapak tentang aturan main yang seharusnya, ditambah mengikuti pertemuan Bapak dan DPR, akhirnya saya mengerti duduk permasalahannya. Menurut saya, kalau komitmen dan aturannya seperti itu, ya, sudah, maju terus saja.

Sebagai istri, saya selalu support. Apa pun risikonya. Apa pun yang terjadi, badai pasti berlalu.

 Seperti apa, sih, sosok Nurdin Halid di mata Anda?

Bapak itu romantis, penyayang, dan perhatian. Dia sangat sayang sama anak, istri, orang tua, dan saudara. Jangankan ke keluarga, ke orang lain saja sangat perhatian.

Di rumah, kami sering menghabiskan waktu berduaan. Karaoke, olahraga, berenang, atau bersepeda di halaman rumah bersama keluarga. Selalu ada waktu untuk keluarga. Memang sudah komitmen, Senin-Jumat untuk kerja, Sabtu-Minggu khusus keluarga. Saking romantisnya, anak kami sampai tujuh, ha ha ha.

Bapak pun sadar, tanpa dukungan keluarga, tidak akan berhasil. Istilahnya, kalau sukses di luar tapi di rumah berantem saja, kan, puyeng juga. Tapi kalau sudah urusan bola, sering juga kami dikesampingkan. Anak saya sampai bercanda, memberi panggilan kesayangan "Bapak Bola", ha ha ha.

Sejak kecil memang sudah gila bola, ya, Bu?

Ya. Makanya menurun ke anak-anak. Anak kami, Andi M. Nur Albisri (17), sedang sekolah bola di Uruguay. Mudah-mudahan 5 tahun lagi cita-citanya masuk tim Garuda kesampaian. Yang satu lagi, Andi Muhamad Nur Halid (7), sudah ingin jadi kiper. Yang perempuan juga sama saja. Kalau ada pertandingan, langsung repot cari baju Timnas mau pergi nonton. Anak-anak yang kecil ngebet foto sama Irfan Bachdim.

Sampai sekarang, Bapak kalau diajak bicara bola, walau sudah mau tidur, langsung matanya melek lagi. Bisa 2 X 24 jam tidak berhenti bicara bola sama Bapak.