Menangguk Untung Dari Berkebun Emas

By nova.id, Selasa, 1 Februari 2011 | 17:07 WIB
Menangguk Untung Dari Berkebun Emas (nova.id)

 Sebaliknya, transaksi pembelian secara online yang dilakukan, jika lebih dari 6 jam 1 detik setelah pembeliansi pembeli tidak segera membayar, maka GG menyebutnya gagal bayar, alias transaksi batal. "Kami juga tidak melayani pembelian online dengan kartu kedit atau pembelian per telepon. Hanya pembelian online atau datang langsung."

 Ditegaskan Arie, binisnya ini hanya bermodal kepercayaan, yang telah dilakukan secara turun-temurun. "Saya tidak mau main curang. Hanya gara-gara beberapa gram emas saja, toko yang sudah 40 tahun berdiri malah bisa tutup. Di mana tanggung jawab saya? Ini toko, kan, dirintis nenek dan ibu saya. Bahkan pelanggannya sudah banyak sekali," tegasnya memberi jaminan.

Untung Gadai

Sejak GG online diperkenalkan pada 2008, kini sudah berhasil menggaet 2000 pelanggan dari berbagai negara. "Kebanyakan dari Indonesia. Ada juga pelanggan dari Arab Saudi, Rusia, Turki, Brazil," terang Arie yang sudah mempatenkan sistem GG ini.

Keuntungan lain menjadi investor GG, tak hanya bisa jual-beli emas dengan cepat, melainkan juga bisa menikmati produk lainnya. Berupa gadai, pendanaan, atau pencetakan logam mulia.

Arie mencontohkan, bila menginginkan membeli sesuatu, logam mulia yang sudah terkumpul di GG sebaiknya jangan dijual semua. "Mending digadaikan saja, lalu uangnya dibelikan benda yang diinginkan. Dengan sistem gadai ini, investasi logam mulia masih utuh dan investor tetap memiliki uang untuk membeli barang yang diinginkan."

Ongkos titip gadainya pun sangat murah, hanya 0,999 persen dari jumlah uang diterima dari hasil gadai. Tempo gadainya selama empat bulan. Bila dalam masa itu belum bisa menebusnya, bisa diperpanjang empat bulan lagi dengan membayar ongkos jasa titip lanjutan dengan besaran biaya yang sama.

 Menurut Arie, sebetulnya sudah ada tiga bank, dua syariah dan satu konvensional, yang berminat membeli sistem GG ini. "Hanya saja, sejauh ini harganya belum deal," terang Arie sambil tersenyum.

Menangguk Untung Dari Berkebun Emas (nova.id)

"Foto: Dok Pri "

Mari, Berkebun Emas!

Ingin mulai berinvestasi emas? Ikuti konsep yang kini gencar disosialisaikan oleh Rulli Kustandar. Konsep Kebun EMAS, ujar Rulli, adalah berinvestasi emas dengan cara yang tidak pernah Anda pikirkan sebelumnya.

 "Intinya, menggali potensi emas sebagai salah satu portfolio investasi. Ada beberapa cara. Pertama, konversikan semua tabungan dalam bentuk kertas menjadi emas, karena emas sifatnya zero inflation. Artinya, Anda tidak rugi maupun untung ketika pegang emas, tapi daya beli kita, kapan pun juga tetap sama," terang Rulli.

 Pria yang kini banyak memberikan seminar soal investasi emas hingga ke luar negeri ini mencontohkan, 1 Dinar emas sejak ratusan tahun lalu seharga satu ekor kambing. Hari ini, 1 Dinar emas masih tetap cukup untuk membeli seekor kambing. Kelebihan emas lainnya lanjut Rulli, adalah likuiditas. "Berapa pun Anda punya emas, bisa diuangkan (jual) kapan saja dan cair dalam hitungan jam, tanpa kesulitan."

 Investasi kedua adalah menjual emas. Kapan saatnya? "Saat kita punya uang. Tapi, sebaiknya jangan dijual, manfaatkan saja jasa gadai emas yang sekarang ini jadi produk andalan sejumlah bank syariah. Hampir seluruh bank syariah di Indonesia saat ini punya produk gadai emas."

 Lalu, kenapa tidak dijual saja emasnya? "Sayang, kan? Pertama, bila digadai, kita masih memiliki peluang untuk memiliki kembali emas itu di kemudian hari. Kedua, risiko dijual dan di gadai sama saja, kok," papar Rulli.

 Investasi ketiga adalah memanfaatkan konsep gadai. Konsep ini, papar Rulli, amat menguntungkan ketika kita hendak mengeluarkan uang dalam jumlah besar. Misalnya, untuk membeli barang konsumtif, apalagi untuk berbisnis.

 Saat hendak membelajakan uang dalam jumlah besar, lanjutnya, sebaiknya belikan emas terlebih dahulu, kemudian di gadaikan. Setelah itu, uangnya dipergunakan untuk membayar atau berbisnis. "Dari hasil berbisnis bisa untuk menebus kembali emas kita. Risikonya sama, kok. Dengan menggadaikan emas yang kita miliki, itu bisa untuk membeli emas lagi."

 Rini Sulistyati