Misteri Suara Jathilan Hingga Pengajian (1)

By nova.id, Sabtu, 15 Januari 2011 | 03:54 WIB
Misteri Suara Jathilan Hingga Pengajian 1 (nova.id)

Kini Jumadi pasrah. Selain kehilangan rumah, ia juga kehilangan mata pencarian sebagai sopir truk pasir. "Pasir sekarang ada di mana-mana. Dijual sudah tidak laku lagi. Jadi, saya tak bisa kerja. Sementara sepetak sawah yang sebentar lagi akan dipanen, ikut terendam pasir. Ini yang namanya bencana ganda," tambahnya.

Tinggal Dua Kusen

Kehilangan rumah, juga dialami Ny. Nurhidayati. Rabu (12/1) siang itu, mengawasi beberapa kerabatnya yang membongkar rumahnya yang terendam pasir setebal 1,5 meter. Sebenarnya, rumah Nur tergolong "utuh", masih kokoh berdiri. Namun Nur bertekad menurunkan genteng rumah dan  kusen-kusennya dilepas paksa. Bongkaran rumah itu selanjutnya diamankan di salah satu rumah kerabatnya.

Nur khawatir, kondisi Kali Putih yang sekarang tertutup material akan mengakibatkan munculnya "sungai" baru. "Kalau tidak diselamatkan sekarang, dan ada banjir lahar lagi, bagaimana?" ujarnya.

Kondisi rumah Harno lebih menyedihkan lagi. Hanya tersisa dua kusen yang siang itu digali beberapa kerabatnya. Begitu juga kondisi rumah ibunya yang porak-poranda. "Ibu saya belum tahu kalau rumahnya dan rumah anak-anak kondisinya seperti ini. Dia sekarang kami ungsikan ke rumah saudara. Dia sih pengen sekali nengok rumah, tapi kami bilang, jalannya susah. Entah bagaimana kalau dia tahu kondisi sebenarnya."

Bagi Nur musibah ini benar-benar mematahkan harapan. Ibu dua anak ini juga tak bisa berbuat apa-apa lagi lantaran 3 petak sawah yang tak jauh dari rumahnya sudah jadi "sungai lumpur." Padahal paling tidak sebulan lagi akan panen. "Kami ini hanya petani, kalau panen gagal, ya, enggak ada harapan apa-apa lagi." Harapan satu-satunya tentu dari pemerintah. "Kami sih belum tahu apa akan ada bantuan apa tidak. Mudah-mudahan sih ada, ya. Kalau enggak, dengan apa kami bisa membangun rumah lagi," harap Nur.Sukrisna