Kenangan Keluarga Korban Hamparan (1)

By nova.id, Senin, 27 September 2010 | 17:03 WIB
Kenangan Keluarga Korban Hamparan 1 (nova.id)

Kenangan Keluarga Korban Hamparan 1 (nova.id)

"Mendiang Aiptu Baik Simanjuntak tak pernah mangkir dari tugas (Foto:Repro Sita Dewi) "

Berbagai pertanda bakal ditinggal suami tercinta, sudah dirasakan Tabita. "Perangainya berubah. Dia jadi aneh dan sombong. Saya belikan parfum kesukaannya, sikapnya dingin saja. Biasanya, kan, selalu riang menerima pemberian saya. Biasanya dia romantis dan pandai menyenangkan hati saya. Mungkin itu tanda-tanda kepergiannya," tutur karyawati Puskesmas Hamparan Perak itu.

Malam sebelumnya, tak biasanya Baik memandangi foto keluarga yang terpajang di dinding rumah mereka. "Dia memotret foto keluarga dengan ponselnya lalu menunjukkan kepada saya. Saya cuma berkomentar, fotonya buram, ambil lagi. Dia memotret ulang tapi saya tidak melihat hasilnya."

Yang lebih unik, Ardiles bahkan sempat bermimpi ayahnya ditembak, tepat di malam perstiwa penyerangan kantor sang ayah. "Saat bangun, ternyata itu bukan mimpi."

Meski harus kehilangan suami, Tabita tetap ingin anaknya jadi polisi sesuai pesan sang ayah. "Ini sudah menjadi keinginan suami dan anak saya. Saya dukung sepenuhnya. Bolak-balik saya bilang ke Ardiles, 'Nak, kalau mau jadi polisi harus seperti Bapak, enggak pernah mangkir dari tugas.'"Sita Dewi / bersambung