Dewi Sandra: ''This is The New Dewi!''

By nova.id, Jumat, 5 Juli 2013 | 02:48 WIB
Dewi Sandra This is The New Dewi! (nova.id)

Bagaimana soal perubahan style saat ini?

Saya, kan, pakai hijab baru sekitar lima bulan, makanya setiap naik ke panggung saya selalu bilang, kalau ada yang salah, ini adalah proses saya belajar. So, harap maklum. Kalau misalnya ada yang mau kritik, saya dengan lapang dada dan kuping yang terbuka lebar menerima segala masukan. Kenapa? Sebab saya nol besar dan enggak tahu harus mengobrol sama siapa. Sebelumnya saya sudah terbayang pasti akan ada kesulitan. Kesulitan yang saya maksud bukan hal negatif, melainkan tentang membiasakan diri.

Apalagi semua kebiasaan saya yang dulu harus berhenti dan saya tak boleh menyentuhnya lagi. Dilemanya, apakah saya kuat? Itu yang membuat saya bertarung dengan diri sendiri. Saya benar-benar berada di persimpangan banget ketika itu.

Sempat merasa bimbang?

Hampir setahun lebih saya bimbang. Benar atau tidak, ya, harus begini? Kalau benar, saya enggak boleh main-main dan seenak jidat. Di sisi lain, ini juga bukan masalah pakaian saja, tapi imagine concept saya juga jadi enggak nyaman lagi untuk berada di posisi yang dulu.

Saya banyak berdoa, banyak bertanya ke diri sendiri, mencoba mencari tahu apa yang boleh dan yang tidak boleh. Banyak proses yang saya jalani dan ini proses yang cukup berat. Saat saya galau, saya banyak bertanya sama orang, dan mereka menjawab. Semakin saya banyak bertanya, semakin banyak pula jawaban, dan semakin saya galau. Sebab segala masukan dari segala aspek pasti ada nilai positifnya. So, basically i surrender.

Lalu apa yang akhirnya membuat yakin?

Sampai suatu hari saya salat, saya tahajud dan buka Al Quran. Boom, keluar sebuah ayat yang memang akhirnya menguatkan niat saya. Saya memang berdoa terus, kenapa hati ini galau. Saya minta, kalau memang ini dari Allah tunjukkan jalannya, tapi kalau bukan biarkan saya lupakan dan saya jalani apa yang sudah saya jalani. Yang pasti habis buka ayat di Al Quran itu saya akhirnya mantap. Saya enggak pakai bilang siapa-siapa lagi. Pokoknya langsung tutup rapat. Keluar rumah pun saya sudah tutup rapat.

Bagaimana tanggapan suami?

Agus (Agus Rahman, Red.) tak pernah memaksa saya. Dia memang ada father figure-nya buat saya. Dia imam yang baik. Saat saya mengobrol sama Agus, dia selalu bilang, "Dewi, ini adalah keputusan kamu, perjalanan kamu, dan tanggung jawab kamu. Saat kamu bisa melakukannya, saya akan medukung kamu seribu persen sebagai suami. Tapi saat kamu enggak siap, jangan dipaksakan. Kalau kamu siap, kamu juga enggak boleh main-main karena nanti saya yang kena efeknya sebagai imam. Dan kamu enggak bisa main-main dengan keputusan yang sangat besar itu." Pas dia lihat saya berhijab, dia kaget banget. Apalagi di hari pertama saya pakai hitam-hitam, dari atas kepala sampai ujung kaki. Dia mikir kali, ya, "Serius banget istri gue, dari yang hot pants dan rok mini sampai akhirnya tertutup semua." Ha ha ha...

Lebih nyaman sekarang atau dulu?

Lebih nyaman Dewi yang sekarang. Tapi Dewi yang sekarang adalah bayi yang masih merangkak. Sementara Dewi yang dulu sudah tutup halaman dan saya merasa itu sudah yang terbaik yang saya lakukan sebagai Dewi yang dulu. Saya tidak bisa mengubah apa pun lagi di masa itu. Close book and the end of the story. This is the new Dewi and the chapter has just begun.