Dewi Sandra: ''This is The New Dewi!''

By nova.id, Jumat, 5 Juli 2013 | 02:48 WIB
Dewi Sandra This is The New Dewi! (nova.id)

Dewi Sandra This is The New Dewi! (nova.id)

""

Memutuskan berhijab memang bukan perkara mudah bagi penyanyi cantik, Dewi Sandra (33). Setelah hampir setahun dilanda kebimbangan, akhirnya Dewi mulai menemukan kedamaian dengan berhijab. Meski baru sekitar lima bulan berhijab, Dewi mengaku banyak menemukan pelajaran baru dalam kehidupannya. Dengan hati baru, Dewi siap menyambut Ramadan kali ini.

Apa kabar?

Alhamdulillah. Sangat baik sekali.

Tambah sibuk, ya, saat ini?

Ya, memang. Sebetulnya setelah berhijab saya maunya take it slow and cool down dulu. Pokoknya saya ingin santai dan pelan-pelan menjalaninya. Bukan mundur dari dunia (hiburan) ini, sih, tapi karena sudah belasan tahun bekerja, jadi pengin istirahat sedikit untuk fokus ke hal-hal lain. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Ternyata panggilan lebih dahsyat lagi.

Maksudnya?

Saat ini saya terpilih menjadi brand ambassador Wardah, yang benar-benar jadi shock therapy buat saya. Tapi saya merasa ini kesempatan yang baik dan saya masih dipercaya orang. Saya diskusi dengan suami, dia sangat support, begitu pula dengan manajemen. Oke, let just see what happen. Sekarang, hampir setiap hari saya menjalani talkshow dan pemotretan. Ditambah dengan promo film Coboy Junior The Movie karena saya juga main di film itu.

Selain itu, saya juga didaulat sebagai Face of Jakarta Islamic Fashion Week (JIFW) 2013. Ya, ini adalah dunia baru dan ini menjadi tempat baru saya untuk belajar. Bersama desainer yang luar biasa dan karya-karya mereka menjadi kesempatan bagi saya untuk belajar dan lebih mengenal lagi islamic fashion di Jakarta. Saya cukup senang menjadi bagian dalam JIFW, apalagi menjadi yang terpilih.

Lalu bagaimana dengan karier bermusik?

Nah, itu yang saya maksud untuk sedikit bersantai dulu karena mau fokus ke diri sendiri, fokus ke keluarga, dan hang out di studio. Saya memang sudah lama banget enggak mengeluarkan album dan saya kangen masuk ke dalam studio. Tapi di sisi lain untuk masuk ke studio dengan image saya yang sekarang, jadi PR yang sangat luar biasa buat saya, karena enggak bisa sembarangan lagi.

Dulu, kan, suka-suka, ya, ada yang mau beli CD-nya atau enggak, ada yang mau kritik atau enggak. Tapi sekarang bebannya, saya juga mewakili wanita-wanita berhijab lainnya. Saya harus menyanyi dengan benar dan harus bikin video klip yang benar juga. Di atas panggung saja penari-penari saya semua bajunya harus beda dari yang dulu, dan saya yang harus mengawasi mereka, sedikit-sedikit bilang enggak boleh. Ya. semacam fashion police gitu. Ha ha ha.

Jadi ini semua memang formula baru yang harus benar-benar diperhatikan. Tapi di dalam hati kecil saya yang paling dalam, saya masih ingin sekali kembali ke studio dan saya pikir akan ada sesuatu yang berbeda. Mudah-mudahan kalau memang itu jalannya.

Bagaimana soal perubahan style saat ini?

Saya, kan, pakai hijab baru sekitar lima bulan, makanya setiap naik ke panggung saya selalu bilang, kalau ada yang salah, ini adalah proses saya belajar. So, harap maklum. Kalau misalnya ada yang mau kritik, saya dengan lapang dada dan kuping yang terbuka lebar menerima segala masukan. Kenapa? Sebab saya nol besar dan enggak tahu harus mengobrol sama siapa. Sebelumnya saya sudah terbayang pasti akan ada kesulitan. Kesulitan yang saya maksud bukan hal negatif, melainkan tentang membiasakan diri.

Apalagi semua kebiasaan saya yang dulu harus berhenti dan saya tak boleh menyentuhnya lagi. Dilemanya, apakah saya kuat? Itu yang membuat saya bertarung dengan diri sendiri. Saya benar-benar berada di persimpangan banget ketika itu.

Sempat merasa bimbang?

Hampir setahun lebih saya bimbang. Benar atau tidak, ya, harus begini? Kalau benar, saya enggak boleh main-main dan seenak jidat. Di sisi lain, ini juga bukan masalah pakaian saja, tapi imagine concept saya juga jadi enggak nyaman lagi untuk berada di posisi yang dulu.

Saya banyak berdoa, banyak bertanya ke diri sendiri, mencoba mencari tahu apa yang boleh dan yang tidak boleh. Banyak proses yang saya jalani dan ini proses yang cukup berat. Saat saya galau, saya banyak bertanya sama orang, dan mereka menjawab. Semakin saya banyak bertanya, semakin banyak pula jawaban, dan semakin saya galau. Sebab segala masukan dari segala aspek pasti ada nilai positifnya. So, basically i surrender.

Lalu apa yang akhirnya membuat yakin?

Sampai suatu hari saya salat, saya tahajud dan buka Al Quran. Boom, keluar sebuah ayat yang memang akhirnya menguatkan niat saya. Saya memang berdoa terus, kenapa hati ini galau. Saya minta, kalau memang ini dari Allah tunjukkan jalannya, tapi kalau bukan biarkan saya lupakan dan saya jalani apa yang sudah saya jalani. Yang pasti habis buka ayat di Al Quran itu saya akhirnya mantap. Saya enggak pakai bilang siapa-siapa lagi. Pokoknya langsung tutup rapat. Keluar rumah pun saya sudah tutup rapat.

Bagaimana tanggapan suami?

Agus (Agus Rahman, Red.) tak pernah memaksa saya. Dia memang ada father figure-nya buat saya. Dia imam yang baik. Saat saya mengobrol sama Agus, dia selalu bilang, "Dewi, ini adalah keputusan kamu, perjalanan kamu, dan tanggung jawab kamu. Saat kamu bisa melakukannya, saya akan medukung kamu seribu persen sebagai suami. Tapi saat kamu enggak siap, jangan dipaksakan. Kalau kamu siap, kamu juga enggak boleh main-main karena nanti saya yang kena efeknya sebagai imam. Dan kamu enggak bisa main-main dengan keputusan yang sangat besar itu." Pas dia lihat saya berhijab, dia kaget banget. Apalagi di hari pertama saya pakai hitam-hitam, dari atas kepala sampai ujung kaki. Dia mikir kali, ya, "Serius banget istri gue, dari yang hot pants dan rok mini sampai akhirnya tertutup semua." Ha ha ha...

Lebih nyaman sekarang atau dulu?

Lebih nyaman Dewi yang sekarang. Tapi Dewi yang sekarang adalah bayi yang masih merangkak. Sementara Dewi yang dulu sudah tutup halaman dan saya merasa itu sudah yang terbaik yang saya lakukan sebagai Dewi yang dulu. Saya tidak bisa mengubah apa pun lagi di masa itu. Close book and the end of the story. This is the new Dewi and the chapter has just begun.

So, I dont know, saya enggak bisa menilai mana yang lebih baik, tapi mudah-mudahan karena niatnya untuk memperbaiki diri, enggak cuma dari pakaian, tapi segala aspek. Lebih damai karena kegalauan itu akhirnya pergi dan saya merasa nyaman. Cuma sekarang yang ada rasa nervous. Tapi saya suka tantangannya, karena banyak fakta yang bisa saya pelajari dan ada hal-hal yang saya enggak tahu membuat saya amazing.

Sempat merasa takut kehilangan penggemar setelah berhijab?

Saya enggak suka dengan kata-kata penggemar atau diidolakan, karena saya merasa bukan seorang idola yang baik dan benar. Lagi pula masih banyak sekali orang yang lebih oke lagi. Saya suka dengan mereka sebagai teman-teman yang men-support saya dalam perjalanan karier saya. Mereka selalu mendengarkan lagu saya, menyanyikan lagu saya, dan karena itu saya selalu menganggap mereka teman-teman yang mendukung saya di jalan ini.

Setelah saya berhijab, di mindset saya adalah teman saya pasti akan menerima saya apa adanya, baik atau buruk, naik atau jatuh. Kalau mereka benar-benar tulus, mereka adalah teman. Mungkin mereka akan mengkritik, tapi yang saya rasakan adalah terima kasih karena itu juga sebagai tanda perhatian buat saya.

Omong-omong jelang Ramadan, sudah mempersiapkan apa saja?

Sebenarnya buat saya bulan puasa dan enggak puasa sama saja. Tapi yang dipikirkan adalah ini bulan Ramadan, jadi, ya, dijalani saja dengan niat dan hati yang bersih.

Bersama suami, adakah menu favorit saat berbuka atau sahur bersama? 

Sebetulnya apa saja karena kami berdua memang enggak rewel untuk hal seperti itu. Makna bulan Ramadan, kan, bukan pada makanannya, tapi lebih kepada ibadahnya. So, saya tidak pernah peduli soal makanan apa pun itu.

Apa yang paling dirindukan di setiap Ramadan?

Beberapa tahun belakangan ini saya paling rindu sama kedua orangtua saya, karena mereka sudah meninggal. Dan adik saya juga tinggal di luar negeri, jadi memang saya merindukan waktu bersama keluarga saya. Kalau bersama keluarga Agus, sih, Alhamdulillah kami sering ketemu dan semuanya masih lengkap.

Soal momongan bagaimana?

Sebagai wanita, pasti ingin punya anak. Tapi saya sudah berada di titik di mana saya merasa ikhlas. Kalau memang dikasih, ya, dikasih. Kalau belum, ya, saya tetap menikmati dan mensyukuri hidup. Saya serahkan saja semua ke Allah. Mungkin masih disuruh pacaran, jadi saya enggak mau terlalu stres nanti malah galau lagi. Baru selesai galau, masa sudah galau lagi, jangan dong, ah. Ha ha ha.

 CAROLINE PRAMANTIE

Busana Koleksi : 1. Kaftan Orange-Pink by Dian Pelangi (cover) - Kemang Utara No. 51 A Jakarta Selatan. Telp. 021 7181107. Email: dianpelangics@gmail.com, 2. Tunik Gold by Rudy Chandra - jalan pintu air iv 22-c pasar baru, sawah besar, jakarta 10710. Make-up & Hair Do: Wardah, Stylist: Ridho Nugroho dan Ian Rush, Foto: Mike Eng Naftali/nova