Atalarik-Marwa Kompak dan Mesra Demi Syarif

By nova.id, Rabu, 5 Juni 2013 | 07:52 WIB
Atalarik Marwa Kompak dan Mesra Demi Syarif (nova.id)

Atalarik Marwa Kompak dan Mesra Demi Syarif (nova.id)

"Foto: Daniel Supriyono/NOVA "

Sejak lahirnya Syarif M. Fadjri (2 bulan), pasangan Atalarik Syah dan Tsania Marwa mengaku banyak berubah, terutama soal keluarga dan rumah tangga. Selain suasana rumah kian semarak, hubungan keduanya pun semakin mesra dan kompak. "Sekarang semua tujuan untuk Syarif," kata Marwa didampingi Atalarik saat berbagi cerita bahagia mereka.

Selamat, ya, atas kelahiran Syarif. Bagaimana rasanya saat Syarif lahir?

Atalarik (A): Alhamdullilah, ini anugerah luar biasa. Saya yang biasanya tak tahan lihat darah, tiba-tiba memiliki kekuatan bisa memberi support ke Marwa saat persalinan. Saya tidak pingsan meskipun melihat banyak darah. Saya ikut masuk ke kamar bersalin, pegang tangannya saat dia mengejan, dan jadi "supporter".

Dia wanita hebat yang diberikan Allah kesempatan untuk melahirkan kehidupan baru bagi anaknya. Selain itu, Syarif lahir dengan kulit bersih sampai enggak perlu dimandikan, hanya dilap saja. Susternya juga heran. Mungkin ini karena Marwa tiap hari makan buah pear gold dan kiwi, ya.

Marwa (M): Bersyukur banget bisa melahirkan Syarif dengan normal. Padahal sudah tidak tidur dua hari dua malam, karena sejak Sabtu (23/3) sudah mulai merasa mulas. Sudah ke rumah sakit, eh ternyata masih stagnan di bukaan 1, lalu diperbolehkan pulang. Meski sudah di rumah, tetap enggak bisa istirahat karena sudah kontraksi terus. Minggu (24/3) terasa lagi, kami ke rumah sakit dan bukaan makin meningkat dari 1 ke 4, berhubung terlalu berisiko kalau pulang lagi, malam itu kami mulai menginap di rumah sakit. Benar saja, dari bukaan 4 bertambah dengan cepat hingga ke bukaan 9.

Meskipun menahan sakit yang luar biasa, saya ingin segera melahirkan dengan cepat tapi tetap normal. Makanya walau jauh, tetap jalan kaki dari kamar VVIP ke kamar bersalin. Di kamar bersalin juga saya minta dokternya tetap sabar, menunggu bayinya saja yang keluar sendiri, karena saya tidak ingin banyak jahitan.

Benarkah kelahiran Syarif persis seperti yang pernah dimimpikan Marwa?

A: Iya, mulai dari rencana melahirkan hingga pemberian nama bayi, sudah direncanakan Marwa sejak hamil. Katanya, sih, dia mimpi seolah seperti sedang melakukan perjalanan menuju ke rumah di Bogor, lalu menggendong bayi laki-laki dan ada suara yang memanggil bayi laki-laki itu dengan panggilan "Syarif". Karena itu sejak dua bulan kehamilan dan feeling dia sebagai ibu, sebenarnya sudah merasa bakal melahirkan anak laki-laki. Makanya, kami sama sekali tidak melakukan USG karena memang ingin surprise.

Waktu dokter mau kasih tahu jenis kelaminnya, kami berdua bilang jangan dibocorkan dulu karena kami ingin menikmati surprise itu. Saya juga sering ngidam hal-hal yang mengarah ke bayi laki-laki. Tiba-tiba saya merengek ke Marwa minta dan harus beli selimut warna biru gambar mobil-mobilan dan boneka-boneka bentuk polisi.

M: Jujur saja, sejak hamil saya ingin melahirkan normal pada dini hari atau subuh. Enggak kebayang, kan, kalau melahirkan di siang hari pada saat lalu lintas macet. Karena itu, saya selalu berharap bisa melahirkan saat subuh agar seluruh keluarga bisa berkumpul. Begitu tahu jenis kelaminnya, kami bersyukur bayi yang lahir sesuai "pertanda".

Makanya waktu Abah (Ayah, Red.) saya tanya mau diberi nama siapa, langsung saya jawab, "Syarif". Ternyata, baru terbuka rahasia, selama ini sudah lama Abah ingin memberi nama Syarif ke anak lelakinya. Berhubung kakak pertamaku perempuan, makanya diberi nama Syarifah, ternyata seterusnya anaknya perempuan dan baru kesampaian pada cucu pertamanya. Makanya Abah sayang banget sama Syarif.

Sudah dua bulan setelah Syarif lahir. Mengapa tak banyak berbagi cerita ke publik?