Wingstop: 10 Rasa Dari Amerika
Kalau ingin merasakan langsung cita rasa ayam khas Amerika, datanglah ke Wingstop. Di restoran yang berasal dari Texas, Amerika ini, menunya tersaji dengan rasa asli Amerika, tidak disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Namun, tak perlu khawatir Anda tak menyukainya, karena tak sedikit yang dekat dengan cita rasa Indonesia. Wingstop menyediakan 10 pilihan rasa untuk dinikmati, yaitu Garlic Parmesan, Louisiana Rub, Hickory-Smoked BBQ, Lemon Pepper, Hawaiian, Teriyaki, Cajun, Original Hot, Atomic, dan Mild.
Tiga rasa pertama merupakan favorit pengunjung. Bagi penggemar rasa oriental atau anak-anak, bisa mencoba Hawaiian yang rasanya asam manis dan Teriyaki. Bila suka pedas, silakan coba lima rasa yang dimulai dari yang paling ringan sampai yang terpedas, yaitu Mild, Original Hot, Cajun, dan Atomic yang menggunakan cabai habanero. Untuk saus ada dua kategori, yaitu butter based dengan campuran mentega yang membuat ayam lebih berminyak dan non butter based yang bisa ditemukan pada Hawaiian dan Hickory-Smoked BBQ.
Lantaran banyak pilihan rasa inilah, restoran yang didirikan pada 1994 ini lebih bangga disebut sebagai flavor expert dibanding restoran ayam. Sebaiknya, ayam disantap saat masih panas. Bila memesan beberapa menu sekaligus,F&B Marketing Manager Mahadya Cynthia Francisca Iskandar menyarankan untuk mencoba dari yang tidak pedas lebih dulu, sehingga setiap menu maksimal rasanya.
Bila jeli, saat menyantapnya Anda akan menemukan rasa saus yang berlapis pada ayamnya. Misalnya, bawang putih dan keju, lemon dan merica, dan lainnya. “Pedasnya lebih karena lada, bukan cabai, dan ada rasa asam cukanya,” tutur Cynthia. Sesuai namanya, sayap ayam menjadi favorit di restoran berkonsep casual dining ini. Namun, bagian tubuh ayam yang lain seperti dada dan paha juga dijual di sini, termasuk boneless strip, drumstick, dan lainnya.
Menu lain yang tersaji di sini adalah Chicken Burger, Cajun Rice, Waffle Ice Cream dan Double Choco Melt yang aromanya menggoda. Harga ayamnya sendiri mulai dari Rp30.000-an per lima potong. Ia menambahkan, ayam yang disajikan di Wingstop, halal dan non-hormon karena kantor pusat Wingstop di Amerika mensyaratkan hal itu untuk cabangnya di Indonesia.
Tidak Siap Saji
Di Indonesia, bagi yang tidak tahu, biasanya mengira Wingstop merupakan restoran ayam goreng cepat saji. “Padahal bukan. Orang memang pesan dan langsung bayar di konter, tapi hanya mendapatkan nomor, tidak langsung mendapatkan pesanannya. Sebab, kami membuat pesanan berdasarkan order yang datang, memasak dari mentah,” ujar Cynthia. Jadi, imbuhnya, yang dihidangkan ke depan pembeli adalah makanan yang masih fresh dan kualitas rasa yang disajikan lebih premium dibanding di restoran cepat saji.
Waktu memasak tergantung pemesanan. “Untuk menu yang memakai tulang, waktu memasaknya 12 menit, sedangkan yang tidak, lebih cepat 3-4 menit,” ujarnya. Di restoran ini, Anda bisa menemukan kalimat “Served Piping Hot, No Heat Lamps, No Microwaves” yang sengaja ditulis untuk menegaskan bahwa Wingstop bukanlah restoran siap saji. Hingga saat ini, di Indonesia yang merupakan salah satu dari empat negara cabangnya di Asia, Wingstop memiliki tujuh cabang sejak hadir pertengahan tahun lalu.
Dimulai dari Mal Kota Kasablanka, lalu di Mal Margo City Depok, Setiabudi One di Jakarta Selatan, Bintaro Exchange, Cinere Bellevue, Kemang, dan Mal Aeon di BSD City, Serpong. Di cabang Kemang, sambil menunggu pesanan datang pembeli bisa menghabiskan waktu dengan mencoba beberapa permainan yang ada di lantai dua. Di lantai yang sama pula, pembeli bisa melihat langsung ayam yang tengah dilumuri saus dengan dilempar di dalam baskom.
Uniknya, menurut Cynthia, Antonio Swad yang menjadi pendiri Wingstop memulai kariernya di restoran sebagai tukang cuci piring. Ia mengamati bagaimana cara kerja restoran tempatnya bekerja dan kapan ramai dikunjungi pembeli. Dengan otak kreatifnya, ia memulai bisnis dengan menjual bagian tubuh ayam yang kala itu tidak diinginkan restoran ayam pada umumnya, yaitu sayap.
Melihat potensi bisnis dari sayap yang dijual sangat murah oleh peternak ayam, ia mulai membuka restoran. Meski tahun-tahun awal penuh perjuangan, berikutnya bisnis Antonio berkembang sangat cepat karena banyak penggemarnya. Apalagi, di sana konsep yang berkembang adalah menyediakan menu untuk dibawa pulang (take away). Kini, Wingstop memiliki sekitar 1.000 cabang di Amerika dan disebut-sebut sebagai brand kategori F&B yang pertumbuhannya paling cepat.