Menikmati Hidangan Ayam, Kyochon dari Korea atau Wingstop dari Amerika?

By , Kamis, 9 Juli 2015 | 09:30 WIB
Dari rasa asam manis hingga barbekyu, pembeli tinggal pilih. (Foto: Fadoli Barbathully / NOVA) (Nova)

2. Kyochon: Berlapis Butiran Nasi

Di Restoran asal Korea ini, Anda bisa menikmati ayam yang dimasak dalam beberapa varian. Tentu saja dengan bumbu khas Korea. Ada drumstick, sayap, chicken strip yang diolah menjadi Honey Series, Original/Red Series, dan Salsal Series. Rasanya yang lezat membuat lidah sulit berhenti mengecap. Salsal Series merupakan dada ayam tanpa tulang yang digoreng dengan balutan tepung yang terbuat dari butiran nasi bertabur wijen, sehingga ketika digigit terasa renyah.

Sayap dan drumstick yang disajikan di Kyochon memiliki tiga rasa, yaitu soy garlic yang asin gurih di mana bawang dicampur kecap asin, red yaitu pedas dengan cabai Korea, dan honey yang manis karena dicampur madu. “Di sini, tepung yang digunakan sebagai pelapis ayam cenderung tipis karena hanya berfungsi untuk mengolesi saus. Orang, kan, ingin menikmati ayam dan sausnya, bukan tepungnya,” ujar Marketing & Promotion Kyochon Indonesia Christina Natalia.

Untuk menyantap ketiga rasa ayam ini, perempuan yang biasa disapa Ari ini menyarankan untuk memulainya dengan rasa asin dulu (Soy Garlic), lalu rasa pedas (Red), dan terakhir rasa manis (Honey) untuk menghilangkan rasa pedas. Sama seperti Wingstop, Kyochon juga mengklaim bukan restoran siap saji, karena setiap pesanan dibuat setelah order datang. Saus pun dioles satu per satu setelah ayam dipesan.

Itu sebabnya, pelayan biasanya menyebutkan berapa lama harus menunggu hingga pesanan tersaji. Biasanya sekitar 20-25 menit. Namun, lamanya menunggu sebanding dengan rasa yang ditawarkan. Kyochon Indonesia juga menyediakan menu nasi putih untuk menemani santapan ayam goreng, sementara di Korea tidak ada menu ini.

“Selain menu chicken wings, yang menjadi favorit di sini adalah Galbi Chicken Steak with Kimchi Fried Rice (daging ayam panggang dengan nasi goreng kimchi). Ada juga Chicken Bulgogi, Salsal Salad, dan Chicken Toppoki yang merupakan menu baru,” ujar Ari. Menariknya, salad yang disajikan menggunakan food dressing, yaitu blueberry sauce dari buah blueberry yang rasanya manis dan orange sauce dari jeruk yang rasanya asam segar.

Langsung dari Korea

Sementara di negara asalnya Kyochon memiliki menu ayam utuh yang dipotong kecil-kecil, di Indonesia ada Salsal Mango Rice Bowl. Selain tak ada di negara lain, menu ini hanya tersedia selama musim mangga tiba. Penyajiannya mirip nasi campur ala Korea, hanya saja dibuat versi Indonesia, di mana nasi dicampur sayuran, daging ayam salsal, potongan mangga manis, irisan zaitun hitam dan bawang merah, lalu disiram saus jeruk.

Rasa segarnya merupakan paduan asam dan manis. Menurut Ari, Kyochon hanya menggunakan bahan-bahan alami, segar, tanpa pengawet dan MSG. Bahkan, untuk beberapa bahan baku, pihaknya sengaja mendatangkannya langsung dari Korea agar mutu dan rasanya sama, antara lain saus dan tepung dengan butiran nasi untuk salsal. Sama seperti Wingstop, ayam yang digunakan Kyochon juga menggunakan ayam bersertifikasi halal.

Harga chicken wings sendiri untuk ukuran S (small) isi 5 potong Rp39.000, menu nasi rata-rata Rp60.000-an, sedangkan menu Combo untuk sendiri atau berdua mulai dari Rp55.000. Ada pula Family Set untuk keluarga atau 4 orang Rp270.000. Hadir di Indonesia sejak 2013, sampai saat ini Kyochon bisa dinikmati di Mal Gandaria City, Kota Kasablanka, Pacific Place, dan Mal Kelapa Gading 2.

“Di Korea sendiri, Kyochon didirikan pada 1991 dan belakangan memperoleh penghargaan brand award selama 12 tahun berturut-turut hingga sekarang, karena dinobatkan sebagai the best chicken wings di sana,” tuturnya. Selain karena rasanya, imej restoran ini sebagai restoran ayam goreng ala Korea memang menempel kuat di benak masyarakat Korea Selatan. Di sana, konsep restorannya sengaja dibuat agar pengunjung memesan untuk dibawa pulang. “Total ada 990-an cabang di seluruh dunia, termasuk 30-an cabang di luar Korea.”

Hasuna Daylalatu, Fotografer: Fadoli Barbathully / NOVA