"Bisa dibilang perkawinan 3 tahun saya ini cukup baik. Saya mencoba menjadi suami dan ayah yang baik. Mencoba punya waktu banyak untuk keluarga. Kami sering berlibur ke luar negeri bersama anak kami. Enggak ada sama sekali pertengkaran hebat, saya justru lebih perhatian sama anak dan istri selama tiga tahun terakhir, karena jujur saya suka sekali anak kecil. Kehadiran anak dalam rumah tangga kami merupakan kebahagiaan buat saya," papar Aldi.
Sayangnya kebahagiaan itu berubah saat Aldi memergoki sang istri sedang asiyk BBM dengan Zumi. "Saat asyik nonton TV, Peni sibuk BBM, saya pergi sebentar. pas saya balik, saya tanya, BBM siapa, teman katanya, pas saya mau berdiri, dia panik. Padahal saya enggak mau ambil HP dia, hanya mau berdiri. Ternyata ini memang jalannya, langsung saya ambil HP nya, saya dilempar asbak dan baju saya ditarik," cerita Aldi.
Setelah berhasil mengambil handphone dari tangan Peni. Aldi pun menunggu balasan, beberapa menit, rasa penasarannya pun terjawab. "Saya masuk kamar, saya tunggu balasannya, ternyata dia ngajak ML (berhubungan intim) istri saya. Langsung saya tanyakan ke istri."
Beberapa bulan kemudian, demi menjaga aib keluarga dan mempertahankan kondisi anak. Aldi pun berusaha meminta Peni untuk kembali padanya.
"Kami sudah pisah ranjang. Tahun baru kemarin, saya ajak liburan sama anak saya dan Peni, dia bilang oke, tapi pas dekat tahun baru dia berubah pikiran. Saat saya tanya, bagaimana bisa mempertahankan rumah tangga demi anak? Dia bilang nanti deh pikir-pikir dulu. Bayangkan, saya yang disakiti, saya yang disuruh menunggu. Tapi saya lakukan ini demi anak," paparnya.
Namun, semua niat Aldi untuk mempertahankan rumah tangganya berubah saat dirinya melihat semua isi handphone Peni, mulai dari voice note (telepon seks), foto telanjang di hotel berdua, hingga mengirim foto kemaluan.
"Saat saya lihat itu semua, saya merasa sudah tak perlu dipertahankan, saya merasa harga diri saya sudah diinjak-injak. Saya pun akhirnya menggugat Peni di Pengadilan Agama Jakarta Selatan," ungkapnya.Icha