Diakui Iwan, banyak pemilik mobil yang memilih untuk tidak ambil pusing dan enggan repot-repot saat memilih asuransi. Sayangnya, modal utama yang diperlukan agar konsumen tahu dan memaksimalkan premi asuransi yang dibayarkan adalah dengan mempelajari produk lebih detail. Jangan sampai mereka baru sadar ketika ada kejadian yang tak diinginkan dan mendapati proses klaim tak sesuai harapan. “Nasabah memang harus banyak bertanya, apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya,” sahutnya.
Premi Bukan Tolak Ukur
Soal besaran premi, Iwan juga mengungkapkan bahwa premi tinggi bukan jaminan pilihan. Terlebih berhati-hati juga dengan besaran premi yang rendah. “Belum tentu dengan premi yang tinggi produk asuransi yang dipilih sudah tepat. Begitu pula, jangan terlalu percaya dengan premi yang murah. Pilihlah yang sesuai dengan kebutuhan dan berdasarkan poin kedua yang sudah disebutkan, yakni kredibilitas, pelayanan dan akses kemudahan yang bisa didapatkan nasabah,” jelasnya.
Besaran premi, lanjut Iwan, biasanya juga sudah seragam sehingga bukan menjadi tolak ukur untuk memilih asuransi. “Soal premi saat ini sudah ada regulasinya atau peraturannya yaitu batas atas dan batas bawah tarif premi. Sehingga memang antara perusahaan asuransi perbedaan tidak terlalu jauh,” ujarnya.
Jadi, tegas Iwan, “Bukan soal preminya, tetapi balik lagi adalah memilih asuransi sesuai dengan kebutuhan atau jenis pertanggungan yang sesuai dengan mobil yang digunakan.”
Swita Amallia