Waspada, 6 Kalimat Terlarang yang Bisa Menghancurkan Hubungan

By nova.id, Senin, 5 Oktober 2015 | 08:07 WIB
Kalimat terlarang yang bisa menghancurkan hubungan (nova.id)

Menikah adalah negosiasi tak berkesudahan. Sepanjang hubungan terjalin, Anda harus bisa menjaga perasaan Si Dia kala berupaya menyelesaikan masalah. Termasuk, menghindari 7 kalimat terlarang yang bisa menghancurkan hubungan ini.

Diperlukan keterampilan berbahasa agar diskusi berakhir menjadi jalan keluar, bukan sebagai ajang menunjukkan pemenang. Huffingtonpost merangkum 7 kalimat terlarang yang bisa menghancurkan hubungan, dan bagaimana seharusnya kalimat itu disampaikan agar hubungan bisa diselamatkan. Apa saja?

1. "Kamu tidak pernah membantu mengurus anak-anak."

Saat mengurus anak, akan selalu ada masanya ketika salah satu merasa bekerja lebih berat ketimbang lainnya. “Meskipun penting untuk memberitahu pasangan bahwa kedua pihak harus bekerja sama mengurus anak, tapi tetap ada cara khusus untuk mengingatkan pasangan,” ujar konselor percintaan dari Detroit, Lisa Schmidt.

"Daripada mengatakan ‘Kamu tidak pernah membantu mengurus anak-anak', kenapa tak mencoba untuk fokus pada yang positif? Misal, ‘Kakak akan senang sekali kalau kamu bisa hadir saat ia pentas tari di sekolahnya,’ dan tambahkan apa yang membuat buah hati terlihat senang.”

Sebaiknya:

Ketimbang saling menyalahkan, buatlah pembagian tugas menjemput atau hadir di acara sekolah anak, yang disesuaikan dengan kesiapan pasangan.

Baca: Normalkah Perempuan Bosan Menjadi Ibu Rumah Tangga?

2. "Apakah ada orang lain?"

Anda jarang bersama, kurang berintim-intim, dan mulai bertanya-tanya apakah mungkin Si Dia memiliki orang lain. Meski memang Anda perlu menyampaikan kekhawatiran Anda, tapi harus disampaikan dengan hati-hati. “Bukannya langsung melompat ke kesimpulan,” kata Crowley.

"Mengajukan langsung pertanyaan ‘Benarkah ada orang lain’ adalah ungkapan berbahaya karena menantang integritas pasangan Anda. Ini juga membuat kepercayaan, hormat dan kesetiaan dalam hubungan menjadi dipertanyakan."

Ditambah, tuduhan itu mungkin saja malah memancing sikap marah dan sakit hati pada pasangan yang membuatnya malah menarik diri dari pembicaraan. Malahan, tuduhan ini bisa menjadi bumerang karena Anda seolah tak mau berkaca pada diri sendiri dan malah menyalahkan pihak lain atas hubungan yang tidak harmonis ini.

Sebaiknya:

"Cara yang lebih baik untuk mengekspresikan ketakutan itu adalah untuk meminta kepastian tersebut. Katakanlah, ‘Saya menyadari beberapa hal-hal akan ada yang berubah. Tapi kita masih di sini bersama-sama, kan?’ ketimbang langsung menuduhnya.”

Hal tersebut memberikan pasangan kesempatan untuk menyampaikan apa yang ia rasakan dan butuhkan, bukan semakin mendorongnya untuk menjauh.