TabloidNova.com - Tahukah Anda, manusia mulai berbohong sejak usia 3 tahun? "Seseorang mulai berbohong sejak pre-school dan menurut penelitian, umumnya di saat usia 3 tahun," jelas Roswiyani, M.Psi, dari Pusat Bimbingan dan Konsultasi Psikologis, Universitas Tarumanagara.
Salah satu penelitian yang dimaksud oleh Roswiyani adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti perkembangan anak, Victoria Talwar dan Kang Lee. "Sekitar usia 3 tahun, anak mulai menunjukkan pemahaman konseptual dan moral mengenai berbohong. Tapi, seseorang membutuhkan waktu lebih dari satu dekade untuk mencapai kematangan, seperti mampu mempertimbangkan suatu niat ketika mengategorikan suatu pernyataan sebagai kebohongan dan mengevaluasi nilai-nilai moral," papar Roswiyani.
Dua Kebohongan
Berbohong adalah fenomena sosial yang terjadi dalam berbagai konteks sosial untuk berbagai tujuan. "Berbohong sering digambarkan sebagai selfish act dan dilakukan untuk menguntungkan diri sendiri."
Motif yang mendasari kebohongan pun beragam. Sebut saja mendapatkan pekerjaan, promosi, komisi, penghargaan, perhatian, hingga penghormatan.
Selain itu, berbohong juga bisa dilakukan untuk menghindari tekanan dan konflik serta memperkecil kemungkinan munculnya sakit hati.
"Kebanyakan individu lebih sering mengutarakan kebohongan yang terkait dengan perasaan, preferensi, dan opini. Melalui berbohong, individu dapat menyembunyikan pelanggaran yang dilakukan dan mendapatkan penilaian positif dari orang lain."
Ada dua jenis kebohongan dalam proses sosialisasi. Pertama, berbohong untuk alasan non-prososial demi menguntungkan diri sendiri dengan mengorbankan orang lain. Kedua, kebohongan untuk alasan prososial yang bertujuan untuk membantu dan tidak membahayakan individu lain.
Motivasi sebagian besar pembohong berusia muda adalah alasan non-prososial, sedangkan mayoritas pembohong berusia lebih tua untuk alasan prososial.
"Filsuf dan teolog telah memperdebatkan sanksi moral atas kebohongan prososial ini sejak lama. Namun dalam praktik sehari-hari, kebohongan yang bertujuan prososial sering dilakukan dan mendapat tanggapan positif dari orang lain," jelas psikolog yang aktif berkicau di Twitter dengan akun @RoseValdez ini.
Intinya, berbohong dilakukan sebagai upaya memperoleh keuntungan pribadi dengan memberikan kesaksian palsu. Demikian pula dengan kebohongan yang dilabeli white lie. "White lie berlaku sebagai bentuk strategi dalam mengungkapkan suatu kesaksian guna menghindari realita yang berpotensi menyakitkan."
Tanda Berbohong
Bicara soal kebohongan, pernikahan pun tak luput dari hal serupa. Berbohong kerap dilakukan oleh suami istri sebagai cara memperoleh pembenaran dari suatu ketidakbenaran. Menurut Roswiyani, baik suami maupun istri memiliki alasan serupa ketika berbohong.
"Misalnya, pasangan tetap tidak akan mengerti meskipun sudah dijelaskan, terjadi perbedaan persepsi, atau belum ada kesempatan untuk menyampaikan hal tersebut."
Atlet New Balance Triyaningsih Berhasil Taklukan Kompetisi TCS New York City Marathon 2024
KOMENTAR