Yuniana Oktoviati, Merealisasikan Sedekah Yang Tertunda (1)

By nova.id, Minggu, 18 Oktober 2015 | 09:29 WIB
Yuniana Oktoviati (nova.id)

Awalnya saya membuka usaha rumah makan, lalu rentalplay station. Hingga suatu hari, mantan pelanggan batu alam tempat saya bekerja dulu menelepon. Ibu asal Jakarta itu mengira saya masih bekerja di perusahaan penjualan batu alam. Ketika tahu saya sudah resign, pelanggan itu meminta saya membantu mencarikan batu-batu alam dan mengirimkannya ke Jakarta.

Berhubung sudah kenal baik sebelumnya, saya pun mau membantu. Dalam perkembangannya, pelanggan itu mendesak agar saya membuka usaha sendiri. Saya hanya bisa tertawa saja. Dari mana saya bisa membuka perusahaan sendiri, sementara uang saja tidak punya? Mendengar jawaban saya, pelanggan itu terus mendesak dan bersedia membantu modal yang saya butuhkan.

Setelah berpikir panjang, akhirnya saya memberanikan diri mengumpulkan modal untuk memulai bisnis batu alam kecil-kecilan. Terutama ya untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dari Jakarta yang terus-menerus memesan batu alam. (BERSAMBUNG)

Rini Sulistyati

Minggu Depan:

Keberuntungan Tovi tak terbendung. Keberuntungan pertama karena ia masih menempati rumah sekaligus lahan luas milik orangtuanya di Gedong Kuning. Keberuntungan lainnya, order dan proyek dari luar negeri terus mengalir sehingga memungkinkan ia melanglang buana.