Mira Yudhawati, Pencicip Kopi Bersertifikat Internasional

By nova.id, Sabtu, 31 Oktober 2015 | 06:47 WIB
Mira Yudhawati, pencicip kopi bersertifikat internasional. (nova.id)

Banyak! Tadi kita cupping (mencoba kopi), enggak sangka kopi asal Jawa Barat yang bernama Kayu Mas itu enak banget.

Bagaimana caranya cupping atau menilai kopi?

Ada beberapa langkah. Salah satunya dengan mencium aromanya. Apakah ada wangi bunga-bunga atau floral, fruity dan lainnya. Ada yang samar dan very strong. Semua orang bisa menjadi cupper, semua bisa dilatih. Semakin sering cupping akan terkalibrasi jadi bisa menilai.

Kapan Anda pertama kali menjadi juri?

Pertama kali jadi juri tahun 2008. Saat itu panitia mengundang orang-orang yang dianggap pantas menjadi juri, aku salah satu yang diundang. Ternyata, aku terpilih oleh Head Judge untuk menjadi juri sampai final.

Pengalaman pertama itu sempat mengundang cibiran beberapa orang, mereka menganggap aku belum pantas karena belum punya pengalaman menjadi juri. Tapi ya sudahlah, aku tetap menjalankan tugasku dengan baik dan menjadikan cibiran itu sebagai motivasi. Aku jadi semangat untuk terus belajar dan membuktikan diri.

Anda belajar dari mana saja?

Belajar bisa dari mana saja, termasuk ketika aku menjadi juri. Ketika barista presentasi, bisa belajar dari situ. Sharing knowledge. Tahun 2008, aku belajar barista. Tahun 2009 aku lulus menjadi Q Grader, sertifikasi cupper atau pencicip kopi profesional. Aku juga masih terus menjadi juri, tak hanya di Indonesia tapi juga ke beberapa negara seperti Singapura, Philipina dan Bangkok.

Tes juri internasional baru bisa aku lakukan di tahun 2013. Karena tahun-tahun sebelumnya aku menikah, hamil, melahirkan dan menyusui. Beruntung, aku lulus tes dan tersertifikasi sebagai juri WBC.

Tesnya dua hari, di antaranya ada tes tulis general knowledge kopi, cupping dan membuat kopi. Kalau sudah memiliki sertifikat itu aku bisa menjadi Head Judge yang salah satu tugasnya memerhatikan juri-juri yang lain, memastikan nilai mereka terkalibrasi. Sehingga penilaiannya sangat obyektif. Untuk WBC aku tercatat sebagai Sensory Judge, bagian minum untuk merasakan kopi yang dibuat peserta.

Aku bisa jalan-jalan ke luar negeri dan bertemu dengan orang yang memiliki passion yang sama dan barista yang selama ini cuma bisa dilihat di media sosial. Aku berterimakasih sekali pada kopi. Karena lewat kopi aku bisa pergi kemana-mana. Bukan cuma ke kebun kopi tapi juga ke beberapa negara.

<Misalnya, tahun lalu aku jadi juri kejuaraan barista dunia yang digelar di Rimini, Italia. Saat mendengarnya bingung, Rimini di mana? Ternyata itu seperti Bali-nya Italia, ketika tiba di sana aku bersyukur bisa sampai di situ. Tahun ini aku ke Tiongkok, tahun depan WBC akan digelar di Dublin, Irlandia. Nah, hal-hal itulah yang selalu membuat aku semangat untuk menjadi juri. Untuk menjadi juri masa expired 3 tahun, kalau expired harus apply dan ikut ujian lagi agar tersertifikasi.