Jangan Terlambat, Kenali Gejala dan Pencegahan ISPA pada Anak Sekarang Juga

By nova.id, Selasa, 27 Oktober 2015 | 07:30 WIB
Kenali gejala dan pencegahan ISPA pada anak (nova.id)

Penyebab ISPA tersering adalah virus yang biasanya dapat sembuh dengan sendirinya dan tidak perlu diobati. Namun, bisa bertambah berat bahkan menyebabkan kematian. “Respons seseorang terhadap ISPA dapat berbeda, karena terdapat 3 faktor yang memengaruhi, mulai dari ketahanan tubuh sendiri, kuman, dan lingkungan,” terang dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P., dari RS Royal Taruma Jakarta.

Sebagai contoh, jika ada dua anak yang sama-sama berusia 3 tahun dan terkena virus influenza maka kesembuhannya bisa berbeda. “Misalnya, anak pertama tinggal di rumah dengan ventilasi yang baik dan gizinya juga baik, maka dalam waktu yang singkat penyakitnya akan sembuh.”

Berbeda dengan anak yang kondisinya terbalik dari anak pertama. “Gizinya buruk dan memiliki ventilasi rumah atau lingkungan yang buruk, maka kesembuhannya akan lama atau bahkan bertambah berat.”

Baca: Asap Kebakaran Hutan Mulai Menyebar, Waspada ISPA!

Bila penyebabnya virus biasanya sakit relatif lebih ringan. “Obat yang diberikan hanya untuk mempercepat atau mengurangi gejalanya saja. Misal, demam akan dikasih obat anti demam, flu atau batuk dikasih obat yang memudahkan anak membuang ingus atau dahaknya dan pemberian nutrisi serta cairan yang cukup.”

Tapi, ketika batuk dan pilek tersebut disertai gejala lain, seperti napas berbunyi, sesak napas, peningkatan frekuensi napas, dikhawatirkan terjadi pneumonia atau radang paru. “Artinya kumannya sudah ke mana-mana, meluas sampai ke paru sehingga penyakit dan gejalanya bertambah berat.”

Bayi yang mengalami pneumonia memiliki ciri-ciri seperti rewel, hidung kembang kempis, karena kesulitan bernapas membuat bayi memakai otot napas bantuan dan terdapat penarikan sela iga. “Semakin dini atau semakin kecil usianya akan makin berbahaya. Begitu juga semakin tua atau lansia akan makin berat karena daya tahan tubuhnya makin menurun.”

Pasalnya, komplikasi dan gejala sisanya makin berat. ”Karena bisa memengaruhi tumbuh kembang anak. Ditambah lagi jika ada faktor pemberat seperti kurang gizi, kualitas ASI kurang baik, kurangnya daya tahan tubuh, atau riwayat kehamilan dengan nutrisi yang buruk.”

Baca: Mereka Menderita karena Kabut Asap, Berharap Hujan Segera Turun

Kehamilan penting untuk membentuk pertahanan tubuh bayi. “Jika kehamilan baik dan nutrisi tercukupi, kelak anak baik juga daya tahan tubuhnya.”

Noverita K. Waldan