Kebakaran hutan di beberapa wilayah di Sumatera, Kalimantan, dan Papua akhir-akhir ini menyita keprihatinan masyarakat. Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di beberapa daerah bahkan berkali lipat melebihi level berbahaya (>300-500 pm).
Contohnya di Palangkaraya yang mencapai ISPU terburuk di atas 1.800 pm. Artinya, kualitas udara sangat berbahaya secara umum dan merugikan kesehatan secara serius pada populasi.
Baca: 5 Cara Melindungi Anak dari Bahaya Kabut Asap
Banyak sekali dampak yang dirasakan penduduk yang mengisap asap tersebut, dari terganggunya aktivitas sehari-hari hingga penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
ISPA adalah infeksi yang bisa mengenai saluran napas bagian atas (lebih sering terjadi) dan bawah yang bersifat akut. “Mulai dari hidung, tenggorokan (faring), pita suara (laring) hingga saluran napas terkecil dan kantung udara kecil di paru, beserta organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah, dan pleura,” kata dr. Rita Khairani, M.Kes, Sp.P., dari RS Royal Taruma Jakarta.
Baca: Mereka yang Menderita karena Kabut Asap, Berharap Hujan Lekas Turun
ISPA adalah kelompok penyakit infeksi saluran napas, dapat berupa common cold, influenza, sinusitis, otitis media, bronchitis, pneumonia.
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak. Gejala ISPA dapat berupa demam, pilek, hidung tersumbat, bersin, beringus, batuk, nyeri menelan, dan suara serak. “Jika infeksinya meluas ke saluran napas bagian bawah gejala akan memberat dengan disertai batuk berdahak dan sesak napas.”
Terjadinya demam, batuk, pilek adalah sebagai refleksi pertahanan tubuh akan datangnya suatu zat asing berupa mikroorganisme. “Ketika tubuh tidak bisa melawan maka batuk dan pileknya bertambah parah dan semakin berat gejalanya.”
Noverita K. Waldan
KOMENTAR