Kabar tentang Andra juga sudah diketahui kedua orangtuanya. Sempat ada rencana membawa Andra menggunakan speed boat. Namun, rencana itu tak jadi direalisasikan.
Pemerintah setempat telah berkoordinasi, dan disepakati bahwa mereka akan mengirim pesawat jet dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, langsung ke Timika, dengan membawa tim medis dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta.
Dari Timika, mereka masih harus terbang lagi untuk bisa sampai di Dobo. Untuk itu, pesawat ATR telah disiapkan dari Timika, dan akan digunakan tim dari Jakarta dengan tujuan Dobo.
Disebutkan, tim medis pun sudah disiapkan. Sementara itu, dokter dan tim medis di RSUD Cendrawasih masih berupaya merawat dr Andra sesuai kapasitas dan alat-alat yang terbatas.
Namun, belakangan diketahui, ternyata belum ada pesawat yang menyanggupi untuk mendarat di Dobo. Alasannya, landasan pacu di daerah itu sangat pendek.
Baca juga: Dokter Muda Ini Dikabarkan Meninggal Karena Tak Punya Biaya Evakuasi
Kondisi tersebut sudah dikabarkan ke TNI AU dan Polri, tetapi belum ada yang berani mengambil risiko.
"Dari Halim ke Timika masih bisa dijangkau dengan pesawat jet carter, tetapi dari Timika ke Dobo belum berani," tutur Melanie.
Kondisi yang sulit menyebabkan dr Andra kemudian dinyatakan meninggal dunia pada pukul 18.16 Wita di RSUD Cendrawasih.
Berdasarkan data IDI, Andra sudah bertugas di sana sejak bulan Mei 2015. Rencana penyelamatan dr Andra pun berubah menjadi upaya pemindahan jenazah kembali ke rumah orangtuanya di Pamulang, Tangerang Selatan, Banten.
Andri Donnal Putera / Kompas.com