SekarJagad Dikenal Batik Tulisnya Salah satu perajin yang cukup dikenal masih memproduksi batik tulis berkualitas adalah produksi batik Sekar Jagad milik Hikmah. Perempuan kelahiran 20 Februari 1972 ini mulai memproduksi batik tulis sejak tahun 2007. Tabloid NOVA pun berkesempatan melihat workshop dan proses produksi batik Sekar Jagad serta beragam batik produksinya yang dipamerkan di galeri di Jalan Karang Sambung, Kebumen.
“Saya sebenarnya tidak asing dengan kain batik karena nenek dan ibu saya memang menekuni usaha batik. Ceritanya, saya lihat, kok, kelihatannya orangtua susah banget bisnisnya. Jadinya saya berpikir tidak akan menekuni usahanya. Masalahnya, dulu saat orangtua berbisnis, workshop membatik dan tempat jualannya ada di satu rumah, sehingga rumah selalu kotor dan berantakan. Makanya saya dan 6 saudara yang lain enggak ada yang berniat meneruskan usaha ini,” kata Hikmah membuka cerita.
Namun, kenyataannya, beberapa teman Hikmah selalu menghubungi dan memintanya mencarikan kain batik. “Ya, beberapa teman selalu minta saya mencarikan kain batik. Saya pikir, kan, lumayan, bisa dapat uang tambahan. Permintaan ternyata terus bertambah. Nah, kain batik cap produksi ibu yang saya terus ambil lama-lama juga enggak cukup. Apalagi banyak masukan dan permintaan batik tulis. Ditambah saat itu ada kebijakan Pemda bahwa PNS wajib menggunakan batik. Saya langsung memutuskan untuk mencoba memproduksi sendiri dan lalu membuat Sekar Jagad secara mandiri, enggak sama ibu lagi,” jelasnya mengingat awal bisnis yang ditekuninya.
Hikmah tak menyangka, respons pasar terhadap batik yang diproduksinya baik, bahkan sambutan hangat ia terima. Hikmah pun sengaja hanya memproduksi batik tulis dengan kualitas terbaik dan tak mengejar kuantitas. “Dulu saya idealis dan hanya membuat batik tulis karena menurut saya itu yang berkualitas. Enggak peduli pasar. Tetapi setelah saya belajar dan ikut berbagai pelatihan, ternyata batik kombinasi pun bisa jadi pilihan karena permintaan yang terus meningkat. Kan, enggak semua orang juga suka batik tulis, apalagi imejnya batik tulis itu hanya untuk kalangan menengah ke atas. Saya ingin semua orang bisa mengenal batik Kebumen dengan harga yang juga terjangkau,” jawabnya.
Mengawali bisnis batik hanya dengan modal Rp500.000, Sekar Jagad terus berkembang dan dikenal sebagai salah satu pengrajin batik Kebumen yang menghasilkan batik berkualitas. “Saya memulainya dengan membatik sendiri, kemudian dibantu satu orang pengrajin. Sekarang saya dibantu 20 perajin di workshop dan 50 perajin binaan di luar,” jawab Hikmah.
Istri dari Imron ini pun mengaku senang karena dapat menciptakan lapangan pekerjaan untuk lingkungan sekitar yang juga dikenal memiliki banyak perajin. “Saya pun terus menambah keterampilan dengan ikut berbagai pelatihan dan akhirnya diminta jadi koordinator perajin batik,” lanjut Himah yang aktif dalam Paguyuban Batik Lawet Sakti, Kebumen.
Tak main-main, batik miliknya sering dipamerkan dan dibawa hingga ke mancanegara. “Saya rajin ikut pameran karena bisa belajar banyak, mulai dari bagaimana melihat tren dan peluang pasar. Saya juga mendapatkan networking. Pengalaman menarik pernah saya dapatkan saat mengikuti pameran Inacraft di Jakarta. Saya mendapat referensi dan ide untuk menangkap peluang pasar batik,” jawabnya.
Hikmah juga menceritakan keunggulan batik Kebumen yang masih belum dilirik padahal memiliki potensi yang besar. “Kebanyakan perajin batik Kebumen itu masih mau memproduksi batik tulis klasik yang pembuatannya cukup rumit tetapi harga jualnya juga tidak terlalu tinggi. Ini keunggulan yang dimiliki para perajin Kebumen. Kan, sudah jarang sekali ada yang mau memproduksi batik yang rumit. Kebanyakan batik dengan warna yang bagus dan cepat laku. Nah, keunggulan para perajin batik Kebumen salah satunya ini. Selain itu, warna-warna alami khas Kebumen seperti campuran warna biru, hitam, kuning dan sogan kehijau-hijauan juga menjadi keunikan lain batik Kebumen,” promosi Hikmah.
Hikmah menyebutkan beberapa motif yang banyak dicari dan menjadi andalan, antara lain Kawung Jenggot yang unik dan langka, Srikit, Jagatan Kebumen atau Sekar Jagad, Beras Utah, Ukel, Limaran, Kopi Pecah, Kepundungan. “Namun, perkembangannya, sih, bergeser dengan fungsi yang juga berbeda. Kain, kan, kebanyakan digunakan untuk fashion, jadi kalau pun membuat motif harus lebih simetris agar mudah dipotong. Nah, motif-motif kreasi akhirnya mulai bermunculan,” jawab Hikmah.
Kebumen yang juga terkenal kaya akan batu-batuan fosil juga dianggap Hikmah menjadi inspirasi tersendiri. “Saya pernah mengusung batu suiseki dan menjadi inspirasi untuk batik Kebumen. Batik Kebumen, kan, sudah naik ke panggung Indonesia Fashion Week bekerja sama dengan APPMI Yogya. Hasilnya banyak yang kaget dengan motif-motif dan warna yang bagus. Banyak potensi besar di batik Kebumen, mudah-mudahan akan terus berkembang dan semakin dilirik,” harapnya.
Untuk membeli kain batik Kebumen milik Sekar Jagad, Hikmah tak membanderolnya dengan harga mahal. “Mulai dari Rp80.000 untuk batik kombinasi sampai Rp200.000. Untuk batik tulis dengan bahan sutra ATPM harganya mulai Rp600.000, enggak pernah sampai jutaan. Jadi, saya memang heran kalau ada batik yang dibanderol dengan harga jutaan. Padahal, sih, sebenarnya enggak kalah juga kualitas dan bahan yang digunakan, apalagi dibandingkan dengan batik klasik Kebumen,” tuturnya.
Pawitah Unggulkan Batik Kombinasi