Kim Joverton (44), kini telah berhasil memiliki momongan. Namun ingatannya tak bisa lepas dari kabar yang ia dengar 11 tahun lalu.
“Bayi saya kini sedang tertidur. Dan kehadiran dia begitu surreal. Perjuangannya hingga berada di pelukan saya, memerlukan proses panjang. Selama tiga tahun ini, saya tetap menjadi ibu yang berusaha positif,” terang Kim
Oliver adalah anak kedua Kim yang hadir dengan begitu banyak keajaiban. Tidak pernah terpikir sebelumnya, ia bisa memiliki anak melalui ibu pengganti alias menjalani program bayi tabung. “Tapi saya tak bisa lebih bahagia dan terberkati daripada ini,” terangnya.
Perjuangan setiap orang memiliki anak selalu dipenuhi kisah haru yang emosional. Termasuk yang dirasakan Kim sejak sebelas tahun lalu, ketika menempuh beragam perjuangan untuk menggapai buah hati.
Kisah ketika sang anak dari program bayi tabung terlahir ke dunia ini juga direkam dalam bentuk foto yang begitu menggugah dan mengharu biru.
Namun, perjalanan Kim memiliki buah hati tak semudah membalikan telapak tangan. Beranjak ke 11 tahun lalu, ia mulai berkisah….
“Tahun 2005 lalu, dokter berkata bahwa saya memiliki tumor fibroid di uterus alias miom di dinding rahim. Ketika itu, saya berusia 34 tahun, belum menikah, dan belum memiliki anak. Saya adalah personal trainer, saya lari tiga kali dalam seminggu, dan saya merasa sangat sehat,” ujar Kim membuka obrolan.
Mendengar kata ‘tumor’ dan ‘rahim’ dalam satu kalimat yang sama, sudah bisa dipastikan ia merasa teramat khawatir. “Takut. Apakah saya akan baik-baik saja? Apakah saya bisa memiliki anak?”
BACA: 3 Perbedaan Kista dan Miom
Diagnosis yang Membuat Perjuangan Ini Bermula…
“Dokter mendiagnosis miom di rahim saya pada tahun 2005 lalu. Dan saya dirujuk pada Dr. Thomas Vaughn, dokter terbaik di Texas yang menangani kesuburan.”
Sang dokter meyakinkan Kim bahwa pengangkatan miomnya tidak akan berpengaruh pada kesuburan.
“Tapi dia juga mengatakan bahwa jika saya ingin punya anak, saya harus mengupayakannya dalam 5 tahun ke depan yakni maksimal pada usia 39. Alasannya adalah karena usia saya dan fakta bahwa miom itu akan tumbuh terus.”
Setahun kemudian ketika usianya 35 tahun, Kim menjadwalkan myomectomy (operasi pengangkatan miom dari rahim) pertamanya.
“Dr. Vaughn berhasil mengangkat sebelas tumor di dinding rahim saya.”
Memilih Menjadi Solo Starter, Memiliki Anak Tanpa Pasangan
Sekitar lima tahun kemudian, sesuai saran Dr. Vaughn, Kim pun melahirkan buah hati pertamanya dengan cara Caesar. Tampaknya, ia tak ingin melewatkan usia produktifnya tanpa memiliki buah hati.
“Ketika itu usia saya 39 tahun. Saya adalah solo starter, yaitu memilih untuk memiliki anak seorang diri, tanpa pasangan,” ujarnya. Ia pun menjelaskan, banyak alasan seseorang menempuh kehamilan seorang diri, salah satunya karena usia.
Sementara dirinya, telah lama memang ingin memiliki anak. Mengingat usianya terus bertambah, Kim pun memutuskan menjadi solo starter.