Mengenal Lettu Saimah, Tentara Wanita Ahli Kecantikan

By nova.id, Minggu, 24 April 2016 | 05:01 WIB
Saimah saat melakukan terapi akupuntur secara gratis di Lapangan Pesanggan Banyuwangi (nova.id)

Tabloidnova.com - Tidak ada yang mengira, perempuan yang berambut pendek yang menggunakan sepatu boot serta berseragam loreng khas angkatan darat tersebut sangat terampil menggerakkan jarum akupuntur pada pasien yang rata rata berusia lanjut di Lapangan Pesanggaran Banyuwangi.

Ia mengaku harus bergerak cepat karena dalam bakti sosial yang dilakukan Kodim 0825, dia dibantu beberapa asisten harus melayani ratusan orang yang datang.

"Dua hari yang lalu saat bakti sosial di Lapangan Pesanggaran ada sekitar 300 orang lebih yang datang untuk terapi mulai akupuntur sampai pijat refleksi," jelas Lettu Chb (K) Saimah, Kamis (21/4/2016).

Keahliannya sebagai terapi kesehatan dan kecantikan sudah ia tekuni sejak tahun 2007. Keputusannya tersebut diambil ketika saat kecil dia berkulit coklat gelap sehingga sering dipanggil rok pramuka.

"Karena sering dipanggil rok pramuka saya janji kalau sudah punya gaji sendiri saya harus bisa belajar kecantikan," ceritanya sambil tertawa.

Setelah lulus Secaba Kowad dan berdinas pertama kali di Jakarta dia diperbantukan sebagai pramugari haji selama 6 bulan. Selepas itu dia mengambil sekolah kecantikan di Marta Tilaar Jakarta. Bukan hanya mempelajari kecantikan wajah, perempuan kelahiran 8 Juli 1973 tersebut juga mahir sebagai penata rambut sehingga dijadikan rujukan teman-temannya.

"Saat bujang satu mess kan perempuan semua dan wajib berambut pendek jadi ya mereka potong rambutnya ke saya, kadang-kadang creambath. Saya suka melakukannya karena memang hobi juga," ungkapnya.

Baca juga: Akhir Bahagia Perjuangan Orangtua Korban Pencabulan

Kesukaannya pada dunia terapi kesehatan dan kecantikan semakin berkembang saat di dipindahtugaskan ke Bali. Di Pulau Dewata tersebut dia juga belajar spa dan juga mengolah herbal kepada ibu angkatnya yang memiliki salon spa terkenal di pulau Bali

Pada saat sekolah calon perwira di Bandung dia tetap meneruskan kebiasannya dan memilih bangun lebih pagi dari rekan-rekannya agar bisa luluran dan merawat diri.

"Jadi kalau ada yang bilang saat pendidikan kulitnya kusem item dekil, saya sama sekali enggak. Ilmu tentang kesehatan dan kecantikan yang saya dapat saya sharing ke teman teman saat itu," ceritanya.

Ibu dari 3 anak tersebut, pada tahun 2008 kembali bertugas di Jakarta dan kemudian melanjutkan pendidikan sebagai terapis akupuntur, akupresur, refleksi, bekam, gurah dan sebagainya.