5 Mitos Kanker Payudara dan Serviks yang Sering Salah Kaprah

By , Senin, 25 April 2016 | 06:45 WIB
5 Mitos Kanker Payudara dan Serviks yang Salah Kaprah (Nova)

Ketika bicara masalah penyebab penyakit kanker dan payudara yang mengancam kesehatan, seringkali Anda mendengar berbagai saran atau penjelasan yang kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Nah, hal ini yang akhirnya membuat para perempuan merasa bingung dengan informasi yang bias. Padahal menjaga kesehatan dengan melakukan sejumlah upaya pencegahan kanker payudara serta kanker serviks sangat perlu dilakukan sejak dini.

Berikut 5 mitos kanker payudara dan serviks yang seringkali salah kaprah:

Baca: 3 Perbedaan Tumor Jinak dan Kanker Payudara

Mitos pertama: Hanya perlu tahu soal riwayat kesehatan penyakit keluarga terutama dari sisi ibu Ini adalah kesalahan besar! Riwayat kesehatan keluarga juga penting diketahui dari sisi ibu. Pihak pria atau suami bisa saja membawa mutasi gen yang mungkin saja meningkatkan risiko kanker payudara dan serviks.

Sebaiknya Anda mengumpulkan secara lengkap informasi riwayat penyakit keluarga dari kedua sisi. Kemudian gunakan informasi tersebut untuk mencari cara mencegah risiko kanker payudara serta serviks.

Baca: Alasan Kanker Payudara Bisa Keluarkan Bau Tak Sedap

Mitos kedua: Benjolan adalah satu-satunya gejala kanker payudara Sangat salah! Benjolan mungkin saja menjadi gejala kanker payudara yang banyak dibicarakan oleh publik, namun ia bukanlah salah satunya. Selain itu, 80 persen benjolan pada payudara sebenarnya bukan mengarah kepada gejala kanker payudara. Anda harus bisa membedakan perubahan yang terjadi pada area payudara.

Baca: Setiap Jam, Ada Perempuan Meninggal Karena Kanker Serviks

Inilah ciri-ciri perubahan genetika pada payudara yang bisa menjadi indikasi risiko kanker payudara:

Baca: Deteksi Kanker Serviks Bisa Dilakukan di Rumah

Mitos ketiga: Perempuan baru terkena kanker payudara setelah usia menua Tidak benar! Kini, pasien penderita kanker payudara sudah teridentifikasi semakin banyak diidap oleh perempuan usia 20 dan 30 tahun ke atas.

Saran terbaik, jika Anda mengalami riwayat penyakit kanker yang dialami saudara atau setidaknya indikasi adanya gejala kanker. Anda dianjurkan berkonsultasi ke dokter dengan mulai melakukan mammograms untuk melihat potensi kanker payudara yang mungkin didiagnosis seseorang 10 tahun mendatang.

Jadi, bila misalnya ibu Anda didiagnosis menderita kanker di usia 45 tahun, maka Anda harus mulai melakukan pemeriksaan mammograms di usia 35 tahun.

Kelompok usia 20 dan 30 tahun adalah waktu terbaik untuk mengurangi risiko kanker payudara yang disebabkan pola hidup yang buruk.

Baca: Terapi Paliatif untuk Kualitas Hidup Pasien Kanker Payudara

Mitos keempat: Pemeriksaan pap smears untuk kanker serviks atau rahim Pap smears sebenarnya memang bertujuan untuk memeriksa potensi kanker serviks. Namun pemeriksaan pap smears sekali seumur hidup tidak akan menjadi peringatan dini pada diri Anda akan risiko penyakit kanker.