EF Sang Primadona itu Dibunuh Pria Pengagumnnya

By nova.id, Rabu, 18 Mei 2016 | 05:09 WIB
Ketiga tersangka pembunuhan terhadap EF (nova.id)

Tabloidnova.com -  Teka-teki mengapa EF (19), seorang karyawati di Tangerang, dibunuh secara sadis oleh ketiga tersangka, yakni RA (16), Rahmat Arifin dan Imam Hapriadi, akhirnya terkuak.

EF merupakan primadona yang banyak disukai laki-laki di sekitaran tempat tinggalnya. Ketiga pelaku pembunuh dan pemerkosa EF merupakan sederet pria yang mengaggumi korban.

"Saat pemeriksaan dilakukan, RA mengaku sendiri kalau korban banyak disukai laki-laki," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Krishna Murti di Mapolda Metro Jaya, Selasa (17/5/2016).

Krishna mengatakan, RA tega membunuh korban lantaran EF tidak mau diajak bersetubuh karena takut hamil. Sementara itu, Arifin memperkosa dan ikut membunuh korban lantaran kesal sering dihina jelek dan pahit oleh EF.

Tersangka lainya, Imam ikut membunuh dan sempat melukai wajah EF dengan garpu makan lantaran kesal cintanya bertepuk sebelah tangan dengan korban.

"IH ini kesal dengan korban karena sudah melakukan pendekatan berkali-kali namun tidak direspons oleh korban," ucap Krishna.

Baca juga: Wanita Muda Dibunuh, Pacar Korban Diamankan Polisi

Akhirnya, karena rasa sakit hati inilah yang mendasari ketiga tersangka kompak untuk membunuh korban dengan cara yang sadis. Padahal ketiganya belumlah saling kenal sebelumnya.

Hal ini sesuai apa yang diperkirakan oleh Kriminolog Reza Indragiri Amriel. Saat itu Reza menduga Penancapan gagang pacul itu dianggap karena dengan hanya membunuh saja tidak dapat memuaskan emosi para pelaku.

"Kekerasan berupa penganiayaan dilakukan karena pencabutan nyawa manusia dirasa tidak memuaskan atau melegakan luapan emosi pelaku," ujar Indra, Selasa.

Selain itu, Reza juga menyebut bahwa penancapan gagang pacul di salah satu bagian tubuh korban mengisyaratkan bahwa bagian tubuh itulah yang menyebabkan kemarahan pelaku.

"Gagang pacul di bagian tubuh korban merupakan signature. Dalam kesadisan, organ yang dirusak acap mencerminkan pemicu amarah dan agresi si pelaku," kata dia.