Perasaan marah, malu, khawatir biasanya campur aduk dalam diri bila anak memergoki orangtua sedang bercinta. Jika ini terjadi pada Anda, apa yang akan Anda lakukan?
Persoalan ini kerap melanda pasangan di seluruh dunia. Selalu ada cerita tentang anak yang memergoki orang tua sedang bercinta. Jadi, jangan buru-buru menyesal dan kesal pada diri sendiri, ya.
Kemungkinan anak masuk kamar saat orangtua sedang bercinta ini bisa jadi si anak sedang ingin didekap orangtua ketika tidur hingga mereka menerobos begitu saja ke kamar orang tuanya. Bisa juga suara gaduh akibat sesi bercinta membuat si anak penasaran dengan apa yang terjadi.
Sebagai contoh adalah kisah Shawn dan istrinya berbagi pengalaman mengenai hal ini lewat situs menshealth.com. Saat itu Shawn sedang memadu kasih dengan istrinya hingga ia mendengar sesuatu yang selama ini dikhawatirkan.
BACA: Memahami Tahapan Seksual Anak
Ia mendengar suara pintu terbuka dan ketika ia menoleh, semuanya sudah terlambat. Anaknya yang berusia sembilan tahun sudah berdiri di ujung tempat tidur Shawn.
Rasa malu, bingung, dan marah membuat Shawn berteriak sekuat tenaga ke anaknya. Kemudian hari, Shawn mengakui kalau itu adalah tindakan yang salah.
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan kalau Anda tertangkap basah oleh anak saat bercinta? Berikut beberapa langkah yang bisa diterapkan untuk memberi pengertian kepada anak dan ‘menjaga’ agar kisah itu tidak menyebar.
Tenang, Jangan Panik
Tenang adalah kuncinya. Tingkat ketenangan menentukan tindakan selanjutnya. Dalam kasus Shawn, ia tidak tenang sehingga berteriak kepada anaknya. Yang pada akhirnya disesali oleh Shawn.
Psikolog Judy Rosenberg, Ph. D yang juga penulis buku Be the Cause : Healing Human Disconnect menyarankan agar orangtua tetap tenang jika menyadari bahwa si anak sudah masuk ke lokasi bercinta orang tuanya.
“Kalau Anda panik, anak akan menilai reaksi tersebut sebagai sesuatu yang negatif. Anak akan berpikir kalau orangtuanya sedang melakukan hal yang dilarang. Selanjutnya, anak akan berpikir kalau seks itu hal yang tabu atau dilarang,” kata Judy.
Langkah yang bisa dilakukan antara lain, tutupi aurat Anda dengan selimut atau bantal. Kemudian bersikap biasa dan beri anak senyuman, bukan teriakan.
Jika Anda memberi kesan kalau seks itu sesuatu yang normal, maka anak akan lebih bisa mengerti dan menerima apa yang ia lihat saat itu.
BACA: Tentang Seks, Orangtua Harus Jadi Tempat Bertanya
Tunggu Reaksi Anak
Ada kemungkinan kalau anak tak mengetahui apa yang Anda lakukan. Jadi, sebelum Anda sibuk menjelaskan apa yang terjadi, ada baiknya menunggu reaksi si anak.
“Orangtua akan sibuk memikirkan alasan ini itu. Mereka lupa kalau anak juga punya pemikiran sendiri soal apa yang dilihatnya. Misalnya, papa dan mama seperti sedang main kuda-kudaan atau papa dan mama tadi berisik sekali teriakannya,” papar Judy.
Kalau Anda beruntung, mungkin si anak tak terlalu memikirkan itu. Mungkin anak Anda terbangun karena lapar dan ingin dibuatkan makanan. “Jadi ada baiknya lihat reaksi mereka terlebih dulu,” ujar Judy.
Cari Alasan Tepat
Seks bisa jadi hal mengerikan bagi yang tidak mengerti, termasuk pada anak. Ketika mereka mendengar kegaduhan, desahan, atau malah teriakan orangtua, hal itu bisa disalahartikan sebagai sesuatu yang mengerikan.
Menurut Hal Pickett, psikolog anak dari Minnesota, orangtua harus menjelaskan kalau mereka sedang bersenang-senang. Lalu lakukan sesuatu yang membuat situasi nyaman.
“Contoh alasan, orangtua sedang melakukan aktifitas yang menyenangnya seperti ayah menggelitiki ibu. Bisa juga alasan seperti ayah sedang mencari sesuatu di tubuh ibu,” ujar Hal.
Mengapa Telanjang?
Orangtua harus lebih kreatif mencari alasan di bagian ini. Penjelasan yang masuk akal turut menentukan pemikiran anak mengenai seks di masa depan.
“Alasan harus bisa diterima oleh akal si anak. Misalnya, ayah dan ibu mau mandi setelah main kelitikan. Karenanya ayah dan ibu telanjang,” papar Hal.
BACA: 7 Cara Pendidikan Seks untuk Balita
Beri Waktu Kepada Anak
Andai anak sudah cukup besar dan tahu tentang seks, apa yang Anda lakukan? Ada kemungkinan ia lari sambil berteriak sebelum Anda sempat menutupi aurat. Sangat mungkin kalau anak merasa malu dan tak pantas menyaksikan hal tersebut.
Hal menyarankan agar orang tua untuk memberi waktu kepada si anak. Penting untuk memberi waktu kepada anak yang sudah cukup besar supaya bisa ‘mengambil napas’ setelah menyaksikan hal tersebut.
Setelah itu beri penjelasan kepada anak. Penjelasan yang mudah dimengerti mengenai seks dan apa yang anak lihat, bukan penjelasan yang rumit dan berbelit.
Ingat, Kunci Pintu!
Tak ingin kan insiden itu terulang lagi? Saran paling mudah dan tak perlu ahli medis atau psikolog untuk melakukannya adalah selalu kunci pintu Anda saat bercinta.
Sumber: Kompas Health