Ayah Ibu Tak Kompak Mengasuh, Anak Bisa Rapuh

By Ade Ryani HMK, Senin, 8 Agustus 2016 | 21:00 WIB
Pola Asuh Tak Konsisten Sebabkan Si Kecil Manipulatif (Ade Ryani HMK)

Misalnya, ibu membolehkan anak berbicara terbuka tapi dengan cara yang sopan. Sementara ayah membolehkan anak langsung ngomong kalau si anak tidak setuju pada suatu hal.

5. Temui Pakar

Ada banyak cara untuk berkonsultasi terkait topik ini. Selain mencari tahu sendiri lewat buku atau internet, menghadiri seminar parenting, sharing dalam grup parenting atau bisa juga menemui ahlinya di tempat konsultasi keluarga yang ada di kota Anda.

Dampak Bagi Anak

- Bingung soal aturan mana yang harus ia ikuti, bagaimana sebaiknya ia bertindak hingga kepada siapa ia mengadu? Buruknya lagi, jika anak lama-lama menilai perbedaan ini sebagai caranya untuk memanipulasi keadaan untuk menguntungkan dirinya.

- Kurang Respek. Ada orangtua yang merasa tak tega dan tanpa sadar ingin menjadi pahlawan di mata anak ketika ia terbentur dengan sebuah larangan/peraturan. Justru di situasi ini Anda menjadi ‘penjahat’ bagi masa depan anak. Mengapa? Anak akan tumbuh menjadi pribadi pembangkang yang tidak punya rasa hormat dan yang menganggap remeh peraturan, padahal semakin dewasa hidup kita dikelilingi oleh banyak peraturan.

- Depresi dan cemas karena sering melihat konflik. Serta merasa bersalah karena menyebabkan ayah ibunya bertengkar

- Berpihak pada salah satu orangtua yang mendukung keinginannya. Efeknya tentu saja hubungan anak dan ayah atau ibu bisa terganggu.

- Rasa empati menurun karena sering melihat konflik ketimbang kasih sayang.

- Kelak bisa menganggap pernikahan bukanlah hubungan yang ideal dan rasa tak ingin memiliki anak di kemudian hari. Atau ia akan mengulangi hal yang sama ketika menjadi orangtua.

- Di sisi lain, positifnya perbedaan ini asalkan tak jadi konflik mencolok bisa juga memberi anak pandangan lebih luas. Terutama soal nilai tertentu, terbiasa dengan adanya perbedaan, belajar berkompromi untuk menghasilkan hal yang baik bagi semua anggota keluarga. Semua itu bisa terjadi asalkan orangtua tetap terlihat harmonis, suportif, dan kompak di depan anak.