Sang Ibu Lupa Mematikan Api Tungku, Tiga Balita Tewas Terbakar

By nova.id, Selasa, 30 Agustus 2016 | 09:32 WIB
Ana Istianingsih (bertudung hitam) meratapi ketiga jenazah putranya yang tewas terbakar di dalam rumahnya (nova.id)

Kebakaran di Desa Suwaluh, Balongbendo, Sidoarjo, Senin (29/8/2016) siang, diduga berasal dari api tungku yang dibiarkan menyala.

"Kami sudah memeriksa pusat api di area dapur yang diduga berasal dari tungku," ujar Kapolres Sidoarjo, AKBP Anwar Nasir, saat meninjau TKP, Selasa (30/8/2016).

Anwar memastikan penyebab yang menghanguskan rumah Ana Istianingsih (35) dan Imam Muslimin (40) tetap harus menunggu peneylidikan tim Pusat Laboratorium Forensik Polda Jatim.

Tak hanya rumah Ana dan Imam yang hangus bersisa arang, tapi ketiga balita mereka meninggal terbakar. M Faris (5), Abdan Syukro (3) dan Abdul Rohman (2) sudah dimakamkan satu liang kemarin.

Saat kejadian Ana memasak air lalu memutuskan pergi keluar rumah untuk salat Zuhur di masjid. Sudah kebiasaan Ana mengunci pintu dari luar sementara ketiga putranya tertidur.

Anwar masih menyelidiki lebih kebakaran yang menimpa rumah semipermanen itu.

Baca juga: Astaga, Perempuan Ini Aniaya Keponakannya Hingga Tewas

Api yang membakar rumah pertama kali diketahui Irfan, tetangga korban. Ia baru saja menidurkan anaknya yang juga teman sepermainan ketiga anak Ana.

"Tahu-tahu saya cium asap. Ternyata asalnya dari rumah Mba Ana," beber Irfan.

Seketika api mulai membesar Irfan berteriak meminta bantuan tetangga yang lain. Dari dalam kamar depan rumah yang terbakar terdengar teriakan anak kecil. Ia langsung teringat ketiga anak Ana.

"Saya coba masuk, tapi pintu terkunci sementara api makin membesar," sambung dia.

Irfan tak kehabisan akal, ia langsung mengambil bambu untuk mendobrak pintu rumah. Hal tak terduga muncul, motor di dalam rumah meledak dan membuatnya terpental.

"Kejadiannya cepat sekali. Saya terlempar setelah ada ledakan. Saya tidak bisa berbuat apa-apa," cerita Irfan yang mengalami luka bakar ringan di kedua tangannya.

Setelah ledakan itu warga semakin ramai datang dan membantu pemadaman butuh waktu 20 menit karena petugas pemadam tak kunjung datang.

Saat api mulai padam Ana tiba dari masjid. Perempuan 35 tahun ini terguncang melihat rumahnya ludes, rata dengan tanah, dan mendapati ketiga anaknya tewas terpanggang.

Ana melihat jenazah ketiga putranya di atas arang rumahnya. Perempuan bertudung hitam dan berbaju biru itu bersimpuh, seakan meratapi kejadian yang lewat. Sementara suaminya saat itu sedang bekerja sebagai kuli bangunan di Surabaya.

Tepat di kamar depan tempat ketiga putranya sudah tak bernyawa, Ana membelai satu per satu tubuh mereka, sambil menangis. Si kecil ditemukan terpisah dari kedua kakaknya.

"Setelah padam, saya dan warga lihat anak ketiga (Faris) dan keempat (Abdan) dalam posisi berpelukan," kata tetangga korban.

Irwan Syairwan / Surya