Jatuh Cinta lewat Telepon Nyasar, Pria Ini Cari Pacarnya ke Bali, Ternyata Faktanya Mengejutkan

By nova.id, Selasa, 18 Oktober 2016 | 08:09 WIB
Pria asal Perbaungan, Jumeru (32) di halaman luar IGD RSUP Sanglah. (nova.id)

Jumeru (32) terlihat kebingungan saat keluar dari IGD RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Senin(17/10/2016).

Ia baru saja tiba di Bali siang tadi dan mengaku sedang mencari calon isterinya, Eka Febriana (29), yang menurutnya sedang dirawat di Ruang ICU sejak dua minggu lalu.

Namun petugas RSUP Sanglah mengatakan tidak pernah menerima pasien atas nama yang dimaksud pria asal Perbaungan Serdang Bedagai, Sumatra Utara itu.

Jumeru mengatakan dirinya berangkat dari Bandara Kualanamu Medan dan tiba di Bali pukul 12.30 WITA di Bandara Ngurah Rai.

Ia bertemu sopir taksi bernama Adhie, dari perusahaan Bali Service Tour yang menawarinya tumpangan di bandara.

Jumeru pun minta diantarkan ke RSUP Sanglah untuk menemukan keberadaan pacar dan calon istrinya tersebut.

Jumeru bercerita, pertemuan pertamanya dengan Eka berawal dari telepon nyasar alias salah sambung. Saat itu Eka menelepon nomornya. Keduanya menjadi dekat akibat insiden kecil itu.

Baca juga: Seorang Ibu Tertipu Rp 152 Juta Gara-gara Berharap Anaknya Jadi Tentara

Jumeru mengaku sudah berkomunikasi dengan Eka selama sebulan lamanya. Kata Jumeru, Eka menjalankan usaha koperasi simpan pinjam dan sudah menetap di Bali selama dua tahun.

Pria yang bekerja sebagai kontraktor di Perbaungan mulai khawatir, saat dua minggu lalu dikabari Eka yang mengaku sedang sakit.

Eka mengalami tekanan darah rendah dan diantar ibunya ke RSUP Sanglah.

Jumeru juga sering berbicara dengan Ibu Eka di telepon dan menyebutkan orangtua Eka sudah mengenal dirinya.

Kekhawatiran Jumeru bertambah saat Eka mengatakan dirinya dirawat di ICU Sanglah. Ia pun tak bisa berhubungan dengan Eka karena empat hari sebelumnya ponsel Jumeru hilang.

Ia beruntung menghafal nomor telepon kekasihnya. Sehingga bisa mengabari Eka dengan nomor lain, sembari menunggu nomornya diaktifkan kembali dari provider telepon seluler.

Saat nomor telah kembali aktif, Jumeru hendak menghubungi Eka. Namun nomor itu mendadak tak bisa dihubungi. Kekhawatiran dan kepanikan mendorongnya pergi ke Bali tanpa rencana matang untuk menemui Eka.

Ia hanya membawa satu ransel berisi beberapa pakaian saja dan membawa uang sebesar Rp 4 juta. "Saya tidak tahu alamat pastinya, makanya saya ke RS karena pasti kan ada datanya," ujar Jumeru.

Sesampai di RSUP Sanglah, Jumeru pun menghampiri penyanggra dan petugas kesehatan di IGD.

"Saya tanya ICU di mana lalu dicarikan namanya, tapi katanya tidak ada pasien bernama Eka Febriana. Mereka juga bilang tidak mungkin dirawat di ICU selama dua hari saja," ujar Jumeru yang terlihat kebingungan.

Jumeru sempat meminta untuk memastikannya lagi namun petugas tetap mengatakan tidak ada pasien atas nama itu.

Setelah berdiskusi hampir 30 menit, Jumeru melangkah keluar IGD dengan diantar seorang penyanggra.

Sarah Vanessa Bona  / Tribun Bali