"Jika Anda ingin orang terbaik untuk tinggal di perusahaan, Anda harus berpikir hati-hati tentang bagaimana Anda memperlakukan mereka," ujar Travis Bradberry penulis tema-tema emotional intelligence.
Karyawan-karyawan terbaik bisa saja adalah pribadi-pribadi yang tangguh. Namun bakat dan kinerja mereka membuat mereka punya banyak pilihan tempat bekerja.
Barangkali Anda sebagai atasan, atau rekan kerja terheran-heran mengapa orang-orang bagus dan terbaik di kantor justru memilih keluar dari tempat kerja yang sudah memberi mereka rasa nyaman? Ternyata alasannya sungguh mengejutkan!
Simak 8 alasan berikut yang membuat para karyawan bagus tersebut rela meninggalkan perusahaan tanpa perlu berpikir panjang:
1. Kerja bagus atau jelek hasilnya dianggap sama
Perlakuan yang egaliter mungkin efektif pada beberapa masalah. Namun untuk dunia kerja, itu memperlihatkan bagaimana kapasitas perusahaan anda.
Memperlakukan semua karyawan baik yang punya kinerja kinclong dengan yang kerja asal-asalan akan dianggap jelek oleh para karyawan terbaik. Mereka akan berpikir, kerja bagus atau jelek toh hasilnya sama.
Baca: Benarkah Bos Wanita Lebih Menyebalkan?
2. Aturan asal-asalan
Menurut Bradberry, perusahaan tentu saja mempunyai sederet aturan. Namun bukan berarti mereka bebas membuat aturan asal-asalan tanpa berpikir panjang.
Aturan yang seperti dibuat orang malas berpikir demi membuat ketertiban di perusahaan. Karyawan hebat akan melihat fenomena ini sambil mencari-cari peluang di tempat lain sebelum memutuskan pergi.
3. Tak ada sanksi untuk kinerja buruk
Membiarkan karyawan dengan kinerja buruk tanpa 'sanksi' apapun bisa jadi contoh untuk yang lain. Contoh buruk ini bisa menarik karyawan lain ikut-ikutan.
Dalam kondisi itu, karyawan tak perlu risau dengan kinerja jelek bahkan kesalahan dalam bekerja karena tak ada dampak apapun terhadap mereka.
Baca: 4 Langkah Mempersiapkan Keuangan Sebelum "Resign"
4. Perusahaan tak menghargai keberhasilan karyawan
Semua orang suka pujian. Itulah anggapan umum dalam dunia kerja. Jangan anggap remeh pujian ringan bahkan sekedar menepuk di pundak karyawan yang berhasil dalam suatu proyek.
Manajemen perlu berkomunikasi dengan orang-orang dalam perusahaan. Memang ada yang kerap minta kenaikan gaji, tetapi tak sedikit pula yang butuh pengakuan di depan umum.
5. Bos yang gagal dan kurang peduli
Lebih dari setengah orang-orang yang meninggalkan pekerjaan, menyatakan hal itu dilakukan karena hubungan mereka dengan bos mereka.
Perusahaan yang pintar akan memastikan bahwa manajer mereka tahu bagaimana untuk menyeimbangkan menjadi profesional dengan menjadi manusia.
Bos yang gagal peduli sering berkontrontribusi terhadap tingkat keluar masuk karyawan yang tinggi. "Tidak mungkin bekerja pada seseorang selama lebih dari 8 jam sehari ketika mereka secara pribadi tak terlibat dan tak peduli apapun selain output yang Anda hasilkan," tulis Travis.
Baca: Anak-anak dengan Ibu Bekerja Juga Pintar dan Berkelakuan Baik
6. Dilarang mengejar 'passion'
Pekerja yang berbakat tentu memiliki passion alias semangat dan gairah. Perusahaan sebaiknya menyediakan kesempatan-kesempatan bagi mereka untuk mengejar passion karyawan berbakat itu. Hal demikian bisa meningkatkan produktivitas dan kepuasan kerja.
Tetap banyak manajer hanya menginginkan karyawan mereka bekerja di sebuah kotak kecil. Para manajer ini kuatir bila produktivitas karyawan jatuh jika fokus mereka terbagi. Kekuatiran ini tak berdasar.
Sebuah studi menunjukkan bahwa orang-orang yang mampu mengejar gairah mereka bersamaan dengan alur kerja sehari-hari dapat mencapai 5 kali lebih produktif dari yang normal.
Baca: Benarkah Bekerja di Rumah itu Mudah dan Menyenangkan?
7. Ingkar janji
Bila karyawan tak bisa bergembira saat kerja, maka ada yang salah di perusahaan anda. Komitmen atau janji perusahaan menempatkan manajemen dan karyawan terbaik pada suatu garis.
Garis itu menjadi batas tipis antara akan membuat karyawan amat gembira, atau si karyawan segera keluar dari pintu kantor begitu janji tak ditepati.
Baca: 3 Pertanyaan Menggelitik Saat Ingin Resign Karena Bosan dengan Pekerjaan
8. Tak ada tantangan
Terkadang para pemimpin besar mampu menantang karyawan untuk mencapai hasil-hasil di luar dugaan mereka.
Untuk itu karyawan mengembangkan kreativitas hingga seakan menembus batas kemampuan dirinya. Mereka mampu keluar dari zona nyaman untuk mencapai keberhasilan.
Namun, ketika orang-orang berbakat dan cerdas menemukan diri mereka melakukan hal-hal yang terlalu mudah atau membosankan, mereka mencari pekerjaan lain yang akan menantang kecerdasan mereka.