Triana Rahmawati Terketuk Membantu Mereka yang Dianggap Tidak Ada

By nova.id, Sabtu, 5 November 2016 | 05:01 WIB
Triana Rahmawati (nova.id)

Kami bersama relawan-relawan memberikan terapi untuk membantu menyembuhkan kesehatan kejiwaan mereka. Salah satu cara yang paling efisien adalah mengajak mereka bernyanyi. Selain itu juga mengaji, hafalan dan terapi menggambar. Kami setiap hari Selasa, Rabu, Kamis datang ke Griya PMI untuk memberikan terapi itu.

Tak mudah mendekati mereka. Butuh kesabaran dan mental yang kuat menghadapi Orang Dengan Masalah Kejiwaan (ODMK). Pendekatan yang dilakukan ini menyesuaikan mood mereka. Materi musik ataupun menggambar yang kami lakukan tidak berat. Materi yang ringan-ringan saja, layaknya anak-anak.

Misalnya mengajak menyanyi lagu Balonku, Pelangi, dan Kasih Ibu. Dari setiap pertemuan itu, kami memberikan terapi selama dua jam. Hingga saat ini ada sekiutar 150 penderita gangguan jiwa yang ditampung Griya PMI Peduli Solo.

Apa lagi yang Anda lakukan?

Pada tahun-tahun awal, kami lebih pada melakukan kampanye kepada teman-teman tentang perlunya peduli pada mereka yang kesehatan jiwanya terganggu. Karena, seperti kita ketahui, masyarakat luas mengganggap mereka ini adalah penyakit.

Jika ada saudara yang gila, pasti keluarganya malu.  Oleh sebab itulah mereka memilih menitipkan saudara yang gila itu di rumah sakit jiwa. Atau kalau tidak, membawa para ODMK ini ke dukun atau paranormal. Padahal sejatinya mereka ini membutuhkan kepedulian kita. Kita perlu sabar dan peduli.

Setelah satu tahun berdiri, sekarang seperti apa perkembangannya?

Kami memiliki banyak relawan yang peduli pada ODMK. Mereka mayoritas mahasiswa UNS Solo. Kebetulan saya sendiri juga kuliah di sana. Cara perekrutannya pun informal. Lebih sering dari mulut ke mulut. Diskusi pun hanya dilakukan di warung makan biasa secara informal.

Kegiatan yang berawal dari PKM ini seharusnya hanya berdurasi satu tahun lantaran dana untuk kegiatan ini dari Kemendikbud juga cuma berjangka satu tahun. Tapi begitu selesai, saya kepikiran terus. Karena beban moral dari kegiatan ini cukup berat. Dana untuk program memang sudah habis, tetapi beban moralnya tidak habis.

Lalu bersama teman-teman saya bahu membahu tetap menjadi relawan Griya PMI Peduli Solo mengurusi orang-orang dengan gangguan kesehatan jiwa. Jadi, Griya Schizofren ini sifatnya melakukan gerakan kemanusiaan dengan membantu PMI Solo.

Hingga saat ini sudah ada berapa relawan yang bergabung?

Kalau dihitung sejak berdiri tahun 2012, sudah ada 100 relawan. Tetapi sebagian dari mereka ada yang sudah lulus kuliah. Mereka ini mayoritas merupakan mahasiswa UNS, meski ada juga yang dari UGM. Yang jelas, sampai saat ini kami sudah memiliki tiga angkatan relawan. Saat ini ada 30 mahasiwa yang aktif menjadi relawan.