Ketua Umum Bhayangkari, Tri Suswati Karnavian, istri Kapolri Jendral Pol. Tito Karnavian, Ph.D ini terpacu memotivasi diri agar dapat menjadi teladan bagi ribuan anggota Bhayangkari di seluruh pelosok Indonesia. Berkarya dan menggali potensi diri sehingga bermanfaat, tak hanya untuk keluarga, tapi juga masyarakat, selalu menjadi pesan dari ibu tiga anak ini.
Dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari (HKGB) ke 64, berbagai kegiatan positif diselenggarakan untuk mengapresiasi mereka yang memiliki potensi, kreativitas, dan kepedulian terhadap masyarakat. Semuanya tak lepas dari keterlibatan dan tangan dingin Tri Suswati Karnavian. Namun, tak ingin berbangga hati, ia memilih terus berkarya dan memberikan dampak nyata kepada masyarakat. Berikut petikan wawancara NOVA bersama Ketua Umum Bhayangkari, Tri Suswati Karnavian.
Bagaimana respons Ibu saat dilantik menjadi Ketua Umum Bhayangkari?
Saya memang tidak memprediksi akan dilantik menjadi Ketua Umum Bhayangkari, karena sepertinya amanah itu datang terlalu dini. Itu perasan saya saat itu. Tetapi, ketika diminta mengemban tugas tersebut dan dipercaya, tentu saya harus siap. Terlebih saya harus mengayomi sekitar empat ratus ribu anggota Bhayangkari di seluruh pelosok negeri. Amanah ini pada akhirnya menjadi motivasi saya untuk bisa memberikan teladan yang baik bagi semua anggota. Prinsipnya, hidup itu seperti perjalanan, saat dilahirkan ada ketentuan yang ditakdirkan oleh Allah. Sepanjang saya ingat Allah dan beribadah dengan baik, yang dikasih Allah pasti yang terbaik.
Ibu Bhayangkari ideal itu yang seperti apa?
Menurut saya, yang utama adalah ibu Bhayangkari paham betul tugas suaminya sebagai anggota kesatuan polisi, mulai dari siap tugas di mana saja dengan risiko apa saja dan dengan gaji yang terbatas. Belum lagi dengan begitu banyaknya godaan-godaan yang cukup besar. Sehingga seorang ibu Bhayangkari ideal adalah yang bisa mendampingi suaminya, bisa menjadi mitra bagi suaminya, dan tentunya melindungi suami dari godaan yang tidak diinginkan. Ibu Bhayangkari juga bisa mendidik anak-anaknya dengan baik, melindungi anak-anaknya, dan bisa berguna bagi masyarakat. Tidak mudah, tetapi dengan semangat yang ada pasti bisa. Saya pun masih terus belajar untuk bisa menjadi lebih baik.
Apa saja, sih, program Bhayangkari yang saat ini dilaksanakan?
Wah, kegiatan Bhayangkari itu banyak sekali, ya, eksternal maupun internal. Program dalam kurun waktu lima tahun akan diimplementasikan di rancangan agenda setiap tahun dan harus dilaporkan. Kegiatan internal atau kegiatan yang fokus pada organisasi dan anggota misalnya membekali ibu Bhayangkari dengan pendidikan informal, membina mental, sampai menginisiasi gerakan atau kampanye yang berdampak positif. Sedangkan kegiatan eksternal dibuat dalam rangka membantu dan mendukung kegiatan Polri untuk mengayomi masyarakat. Contohnya, bakti sosial rutin.
Dalam rangkaian HKGB ke-64, kami mengadakan beberapa bakti sosial, salah satunya bakti sosial bagi 2.000 jiwa penghuni rusun Marunda, Jakarta Utara, untuk mendapatkan akte kelahiran secara gratis, SIM gratis, sampai paket sembako. Juga mengunjungi korban bencana banjir bandang Garut dan membuka dapur umum Bhayangkari di penampungan korban bencana, seminar mengenai Perempuan, Anak dan Narkoba, sosialisasi Pengampunan Pajak bagi Istri-istri anggota Polri, pembekalan mengenai tanaman herbal dan organik di Kampung Djamoe Organik Martha Tilaar Group, silaturahmi dengan para Ketua Umum Senior yang menjabat pada masanya, bazar Bhayangkari yang menampilkan hasil kreasi Bhayangkari seluruh Indonesia, sampai gerakan peran serta Bhayangkari dalam upaya mencegah korupsi yang menjadi gebrakan dan perhatian ibu Bhayangkari.
Baksos menjadi salah satu program tahunan kontinyu, bahkan program ini sudah jalan sebelum saya menjadi ketua umum. Menjadi kebahagiaan tersendiri bagi saya dan ibu Bhayangkari lainnya bisa berkontribusi untuk masyarakat.
Apa saja gerakan dan kampanye yang juga dilakukan oleh Bhayangkari?
Banyak sekali kampanye yang dilakukan Bhayangkari untuk berkontribusi mendukung kegiatan Polri seperti gerakan antinarkoba, atau gerakan melawan kekerasan terhadap anak. Tentunya banyak isu sosial yang masih menjadi permasalahan dan jadi perhatian Bhayangkari juga, misalnya human trafficking, persamaan gender, dan baru-baru ini gerakan Saya Perempuan Anti Korupsi (SPAK) bekerja sama dengan KPK untuk kegiatan internal Bhayangkari. Begitu besar peranan Bhayangkari dalam masyarakat sehingga diperlukan motivasi dan semangat.