Kesehatan adalah harta tak ternilai bagi setiap orang. Organ tubuh yang terjaga baik tentu mampu mendukung kegiatan sehari-hari. Bagi perempuan, menjadi amat penting untuk mengetahui letakm kondisi serta kesehatan organ intim dan organ reproduksinya.
Selain rutin melakukan pemeriksaan payudara, organ reproduksi juga wajib diperhatikan. Itu sebabnya setiap perempuan yang sudah aktif secara seksual disarankan melakukan pemeriksaan ginekologi.
Biasanya keluhan utama pasien wanita yang pergi ke dokter ginekologi atau poli kandungan adalah mengalami keputihan (leucorrhoe) atau infeksi genitalia, perdarahan pervaginam, tumor abdomen atau payudara, dan kehamilan.
Fungsi pemeriksaan ginekologi bertujuan untuk mendeteksi kondisi vagina, vulva, normal tidaknya ukuran dan bentuk rahim (uterus), indung telur, daerah di kanan dan kiri rahim, dan rongga di belakang rahim. Bila ada kelainan bentuk, posisi, infeksi, abses, tumor, mioma, ataupun kista dapat segera terdeteksi dini.
Pemeriksaan ini dikenal juga dengan periksa dalam. Dimana dokter kandungan akan memasukkan jari tangan ke dalam vagina (transvaginal) maupun lewat anus (transrectal) dengan satu jari. Sementara jari-jari tangan yang satunya menekan bagian perut tertentu.
Baca: Kenali Perubahan Tubuh Selama 4 Fase Siklus Menstruasi
Terdapat tiga posisi yang dilakukan dalam pemeriksaan ginekologi. Berikut di antaranya?
Posisi Lateral : pasien miring ke kiri dengan sendi lutut dan paha semi fleksi
Posisi Dorsal : pasien berbaring telentang, kedua sendi pada dan sendi lutut semi fleksi. Kedua tungkai dalam keadaan saling menjauh satu sama lain sehingga daerah perineum terpapar. Bokong pasien diganjal dengan bantal.
Posisi Lithotomi : pasien berbaring pada meja pemeriksaan ginekologi. Bagian belakang kedua sendi lutut disangga oleh penyangga kaki sehingga daerah perineum terpapar.
BACA: Begini Siklus Perjalanan Sel Telur Sebelum Dibuahi
Nah, sebelum melakukan pemeriksaan ginekologi, ada baiknya kita sebagai perempuan memperhatikan hal-hal berikut:
1. Pemeriksaan dilakukan dalam ruangan tertutup dan privacy pasien terjaga
2. Dilakukan dengan penerangan yang memadai dan standar peralatan pemeriksaan ginekologi yang baku
3. Lakukan di luar periode menstruasi
4. Sehari sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual
5. Mandi seperti biasa sebelum pemeriksaan
6. Tidak memakai produk untuk organ intim kewanitaan sebelum pemeriksaan
7. Pipis dulu sebelum mulai pemeriksaan
8. Gunakan pakaian yang simpel karena saat pemeriksaan kita harus membuka pakaian
9. Agar terasa nyaman saat diperiksa dokter, bawa lah anggota keluarga atau teman yang juga perempuan untuk menemani. Jika dokternya pria, biasanya akan ada perawat wanita yang menemani saat pemeriksaan dilakukan
10. Siapkan pertanyaan seputar kesehatan seksual dan reproduksi. Mulai dari alat kontrasepsi, seks, penyakit menular seksual, perubahan tubuh, dan risiko penyakit sebab dokter akan menanyakan riwayat kesehatan secara umum. Termasuk riwayat seksual menyangkut masalah seputar payudara, perut, vagina, dan aktivitas seks yang terjadi. Selain itu, periode menstruasi dan alat kontrasepsi juga akan ditanya lebih lanjut.
BACA: Mengapa Tubuh Lebih Gemuk Jelang Haid?
Biasanya pemeriksaan hanya berlangsung beberapa menit. Dimulai dari area eksternal seperti payudara, area ketiak, vagina dimulai dari bagian klitoris, labia, dan dubur. Pemeriksaan eksternal dilakukan untuk melihat apakah ada tanda-tanda iritasi, infeksi, atau abnormalitas pada jaringan di sekitar vagina dan uretra, yaitu saluran kencing dari kandung kemih.
Kemudian dilanjutkan pada bagian spekulum untuk cek saluran vagina, serviks, dan jika diperlukan akan dilakukan tes pap smear. Area dan jaringan tersebut akan diamati dan disentuh untuk memeriksanya dengan lebih teliti. Misalnya, jika labia tampak merah atau meradang, dokter kemungkinan akan memeriksanya lebih lanjut dan melihat apakah ada abnormalitas.
Pemeriksaan ini akan menimbulkan perasaan seperti ditekan, tetapi tidak seharusnya terasa sakit. Jika Anda merasa sakit, beri tahu dokter. Spekulum ada beberapa ukuran, jadi dokter bisa mencoba spekulum lain jika yang pertama terasa sakit.
Baca: 4 Penyebab Siklus Haid Terlambat Padahal Tidak Hamil
Jangan lupa, setelah pemeriksaan, konsultasikan apa yang ingin diketahui sebelum pulang. Jangan sampai penjelasan dari dokter atau resep yang diberikan tidak dimengerti tapi luput dari pembicaraan.