Bagi beberapa ABK olahraga atletik terutama berlari tak butuh begitu banyak penyesuaian. Namun, bagi anak tunanetra dan tunarungu sangat membutuhkan penyesuaian.
Misalnya, pada saat berlari, anak tunanetra memegang tali yang terbentang dari garis start sampai garis finish. Jadi saat berlari, anak tidak tersesat atau bertabrakan dengan anak lainnya.
Cara lain seperti yang diungkapkan Auxter (2005;), pada saat berlari anak tunanetra diikuti oleh teman yang memiliki penglihatan normal dari belakang dengan saling memegang tali.
Jadi pada saat harus berbelok ke kanan temannya menggerakkan talinya ke sebelah kanan dan itu menandakan berbelok ke sebelah kanan dan sebaliknya.