Orang Tua, Lakukan 5 Cara Ini Agar Anak Terhindar Dari Pelecehan Seksual

By nova.id, Rabu, 22 Maret 2017 | 08:00 WIB
Ini Propinsi dengan Tingkat Kekerasan Seksual Tertinggi di Indonesia (nova.id)

National Society for the Prevention of Cruelty to Children (NPSCC), sebuah organisasi kampanye amal untuk perlindungan anak yang berbasis di Inggris, telah mengembangkan sebuah panduan sederhana bagi orangtua untuk mencegah anak-anak menjadi korban pelecehan seksual.

Baca: Terkuak! Gadis Kecil Ini Dilecehkan 3 Lelaki Ketahuan Setelah Bawa Uang Saku Banyak

Panduan tersebut diberi nama Underwear Rule.

Tidak hanya untuk orangtua, Underwear Rule (kita sebut saja Aturan "Pakaian Dalam") juga dibuat dalam versi yang ramah untuk anak-anak.

Gunanya agar saat menjelaskan tentang seks dan penyalahgunaan seks, orangtua tidak perlu menggunakan kata-kata yang menakutkan.

Orangtua didorong untuk mulai berani berdiskusi terbuka mengenai seks dengan anak-anak.

Diskusi dua arah dengan anak akan memberikan efek sangat baik sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya kekerasan seksual terhadap anak.

Underwear Rule memiliki lima aspek penting yang dikenal dengan istilah PANTS, yaitu:

1. Privates are private (alat kelamin adalah milik pribadi)

Anak-anak perlu diberitahu bahwa tubuhnya adalah milik pribadinya.

Tidak ada satu orang pun yang boleh melihat dan menyentuhnya tanpa seizinnya, atau meminta anak untuk melihat atau menyentuh bagian pribadi orang lain.

Dokter, perawat, atau anggota keluarga harus menjelaskan pada anak mengapa mereka perlu melakukannya, sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan.

Sampaikan pada anak sedini mungkin pengetahuan tentang seksualitas, termasuk soal  bagian-bagian tubuhnya yang paling pribadi (jenis kelamin).

Anak-anak juga boleh mengatakan "tidak", dengan bahasa yang sopan, ketika sudah merasa ada orang yang melakukan kontak fisik dengannya secara tidak menyenangkan.

Ajari anak untuk segera lepas dari situasi yang tak mengenakkan itu dan segera melapor kepada orang dewasa yang dipercayanya.

Baca: Waspada dengan Pelaku Pelecehan Seksual

2. Always remember your body belongs to you (Ingatlah, tubuhmu adalah milikmu)

Anak harus tahu bahwa tubuh mereka adalah milik mereka, bukan orang lain.

Tidak seorang pun memiliki hak untuk membuat anak melakukan sesuatu yang membuat mereka merasa tidak nyaman.

Jika ada yang mencoba-coba melakukannya, beritahu anak bahwa mereka memiliki hak untuk mengatakan "tidak".

Jika ada seseorang yang mulai mendekati, tapi si anak merasa tak yakin apakah sikap orang itu bisa diterima, ajari anak untuk melapor kepada orang dewasa yang dipercayainya untuk minta bantuan.

Ingatkan anak bahwa mereka selalu dapat berbicara dengan Anda tentang apa pun yang mereka khawatirkan.

Baca: Hati-Hati, Paedofil Suka Mengumpulkan Foto Anak dari Media Sosial!

3. No means no (Tidak, ya berarti "tidak")

Yakinkan anak bahwa mereka sudah benar-benar paham bahwa mereka memiliki hak untuk mengatakan "tidak " terhadap sentuhan yang tidak diinginkan, meskipun itu berasal dari anggota keluarga atau seseorang yang sudah mereka kenal atau sayangi.

Hal ini menunjukkan bahwa hanya mereka lah yang mengendalikan tubuh mereka, dan orang lain harus menghormati hal itu.

Jika anak merasa percaya diri mengatakan "tidak" kepada keluarga sendiri, maka yakinlah bahwa mereka juga akan berani mengatakan "tidak" kepada orang lain.

BACA: 5 Langkah Agar Internet Tidak Mencipta Fenomena Orangtua "Parno"

4. Talk about secrets that upset you (Ceritakan rahasia yang membuatmu sedih)

Jelaskan perbedaan antara rahasia yang "baik" dan "buruk".

Hal ini karena anak-anak belum bisa mengenali dan memahami dengan baik sentuhan seperti apa yang boleh dan yang tidak boleh ia terima.

Frase seperti "Ini rahasia kecil kita" kadang digunakan pelaku pelecehan seksual untuk membuat anak merasa khawatir atau takut memberitahu orang lain apa yang menimpanya.

Beri anak contoh seperti apa rahasia yang 'baik' itu.

Misalnya, pesta kejutan atau hadiah untuk orang lain.

Sedangkan rahasia "buruk" adalah hal-hal yang cenderung membuat seseorang merasa sedih, cemas, atau takut.

Dorong anak untuk berbicara tentang rahasia yang mengkhawatirkannya, dan yakinkan bahwa mereka tidak melakukan kesalahan jika mengungkapkan sesuatu yang bakal membuat mereka lega.

Baca: Kenalan via Instagram Dengan Anak Di Bawah Umur, Pria Ini Lakukan Pelecehan Seksual

5. Speak up, someone can help (Bicaralah, seseorang akan membantumu)

Ketika seorang anak menjadi korban tindak kekerasan, ia tentu akan merasa sedih, malu, bersalah, dan ketakutan.

Buatlah Si Kecil tahu, siapa saja orang yang bisa ia mintai pendapat ketika ia mulai merasakan hal itu.

Anak-anak mungkin akan berpikir sesuatu yang terjadi padanya ada sebuah kesalahan.

Orangtua harus bisa lebih memberi perhatian dan menerima apa pun tentang perasaan yang ia ungkapkan, dan sikap yang ia tunjukkan.

Perubahan sikap anak memang harus Anda hargai terlebih dulu.

Anak-anak juga membutuhkan waktu tersendiri untuk bisa bicara terbuka atas apa yang terjadi padanya dengan orangtuanya dalam keadaan tenang.

Idealnya, orangtua harus selalu berada di samping anak-anaknya setiap saat.

Mencegah terjadinya kejahatan seksual adalah hal utama dan menjadi tanggung jawab terpenting orang tua.

Intan/Ester/NSPCC/Underwearrule.org