Amankah Diet Herbal? Ini Jawabannya

By nova.id, Kamis, 23 Maret 2017 | 11:00 WIB
Lengkap! Plus Minus 7 Jenis Diet Terbaik Demi Tubuh Langsing (nova.id)

Teh hijau dianggap sebagai obat pelangsing karena khasiatnya yang dapat menurunkan kolesterol dalam darah. Buah noni atau pace, dikatakan dapat melangsingkan karena dapat memperbaiki sel sehingga mengoptimalkan metabolisme tubuh.

Dan jeruk limau selain diminum sebagai campuran teh juga diminum sebagai minuman hangat, dipercaya banyak kalangan dapat berkhasiat melangsingkan.

Pastikan Penyebab Kegemukan

Kendati banyak orang percaya herbal dapat melangsingkan, dr Aldrin Neilwan P. MD., MARS., M Biomed, M. Kes,  Sp AK, menyarankan agar para wanita yang ingin langsing mengetahui dahulu penyebab kegemukan.

"Penyebab kegemukan sendiri, kan, macam-macam, bisa disebabkan intake yang berlebihan, proses metabolisme yang berbeda, ataupun proses pengeluaran yang terganggu," ujarnya.

Beberapa herbal ada yang bermanfaat menurunkan nafsu makan, menghambat penyerapan lemak, bahkan mengambil lemak dari dalam tubuh untuk dibuang. Tentunya efektivitasnya akan berbeda pada masing-masing penyebab.

"Tapi tidak dibenarkan jika obat diet herbal apapun yang membuat orang menjadi buang-buang air. Buang airnya harus tetap fisiologis," ungkap dokter Aldrin mengingatkan.

Baca: 6 Kebiasaan Pagi Ini Membantu Turunkan Berat Badan 10 Kg Sebulan!

Vitamin Mata jadi Pelangsing? 

Sempat ramai pemberitaan soal penggunaan herbal vitamin mata yang kemudian dipercaya memiliki khasiat pelangsing. Menurut dr Aldrin, hal ini tidaklah mustahil.

"Pada dasarnya, khasiat yang diambil dari tumbuh-tumbuhan adalah metabolit sekunder (bahan yang dihasilkan tanaman dalam rangka pertahanan diri). Di dalam metabolit sekunder tersebut bukan hanya satu bahan aktif saja, namun ada banyak kandungan atau multi compound. Tidak seperti obat konvensional (farmasi) yang cenderung memiliki satu bahan aktif saja," terangnya.

Bukan tidak mungkin jika khasiat yang berbeda di kemudian hari. Atau, bisa jadi kandungan tanaman akan berubah ketika tanaman ditanam di tempat yang berbeda.

"Berbeda spesies, tempat menanam, atau lainnya, dapat menghasilkan metabolit sekunder yang berbeda," tandas dr. Aldrin.