Dalam masa pertumbuhan anak, tentunya dibutuhkan sistem tubuh yang baik dan sehat, termasuk juga sistem pencernaan.
Sistem pencernaan yang sehat akan memiliki banyak dampak baik mulai dari penyerapan nutrisi yang lancar hingga mengoptimalkan tumbuh kembang anak.
Namun berdasarkan penelitian, sebanyak satu dari dua orang anak memiliki paling tidak satu gangguan pencernaan.
Angka gangguan cerna ringan yang biasanya dialami oleh anak antara lain regurgitasi atau gumoh sebanyak 71,5 persen, kembung sebanyak 60 persen, dan konstipasi sebanyak 15 persen.
Sayangnya, kerapkali ibu tak memiliki informasi yang cukup dan tidak memahami dengan tepat dampak gangguan pencernaan ringan tersebut.
Thomas Ludwig, Principle Scientist of Pediatric Gastroenterology dari Danone Nutricia Research menjelaskan, gangguan pencernaan bisa mengganggu tumbuh kembang anak.
Sementara itu berdasarkan penelitian, sebanyak 80 persen keluhan yang diderita anak ketika konsultasi pada dokter adalah masalah atau gangguan pencernaan.
"Ada berbagai keluhan orangtua ketika memeriksakan anaknya, sebanyak 80 persen merupakan masalah pencernaan, dan sisanya adalah gangguan pernafasan atas, gangguan tidur, dan alergi,” jelasnya pada sebuah kesempatan di Hotel JW Marriot, Jakarta.
Sayangnya, gangguan pencernaan pada anak tak mudah dideteksi.
Selain itu, penyebab gangguan cerna ringan juga tak mudah diketahui.
Namun, gangguan pencernaan tentunya bisa mengganggu kerja sistem pencernaan.
Maka, disarankan untuk melakukan skoring dan mengamati, apakah gangguan yang dialami anak disertai dengan demam atau masalah kesehatan lain.
Bila ya, segera konsultasikan pada dokter agar bisa diberi penanganan yang tepat.