Menurut Luki Arinta, Psi., M.Si., inner growth psychologist dan Founder & fasilitator Soul of Speaking & ICOMM, mendua sering dilakukan sebagai ‘jalan keluar sesaat dari permasalahan perkawinan’.
Mendua sebenarnya adalah salah satu bentuk saluran yang kurang tepat atau kontra produktif dalam menyelesaikan berbagai masalah pernikahan.
Menurut keynote radio program CHAT Megaswara ini, ada beberapa faktor yang menyebabkan pasangan mendua.
Keduanya punya kontribusi sampai terjadinya mendua.
(Baca: Mencari Kedekatan Emosional yang Kuat, 1 dari 5 Alasan Perempuan Berselingkuh)
Dengan pengecualian bila memang sejak sebelum menikah sudah punya kebiasaan mendua.
“Hal ini terkait dengan komitmen/kontribusi berdua dalam penyelesaian masalah.”
Karakter relasi pasangan ada 3 jenis dalam menyelesaikan masalah :
1. Sama peduli untuk bersama-sama mendapatkan solusi masalah.
2. Satu peduli dan satu kurang/tidakpeduli/abai.
3. Dua-duanya kurang/tidakpeduli/abai.
Terjadinya mendua biasanya pada karakter 2 dan 3.
“Merasa tidak ada penyaluran kebutuhan baik fisik, mental, emosional, sosial, bahkan spiritual, membuat seseorang butuh penyaluran. Dan saat mulai membuka diri kepada orang lain, bisa muncul orang ketiga, keempat, kelima.”
(Baca: Penting! Lakukan 6 Hal Ini Agar Rumah Tangga Jauh dari Perselingkuhan)
Memang ada saatnya pasangan tidak bisa memenuhi secara utuh kebutuhan pasangannya karena satu dan lain hal. Dan ternyata ada orang lain yang bisa memenuhi.
“Inilah saatnya untuk pandai memilah dan mengontrol sampai di titik mana sebuah relasi yang dipenuhi oleh pihak ketiga.”
Tak Hanya Orang
Pihak ketiga tak hanya dalam bentuk orang. Ada juga dalam bentuk pengisi waktu yang tidak produktif.
Seperti gaul yang tidak jelas tujuan, hobi yang menghabiskan dana, menyibukkan diri dengan bekerja yang sebetulnya pengalihan masalah.
“Pihak ketiga dalam wujud manusia biasanya mengisi kekosongan dalam bentuk tukar pikiran atau emosional. Kekosongan spiritual pun bisa rentan mendatangkan pihak ketiga.”
Misalnya, karena kurangnya fondasi dalam memaknai arti cinta kasih, kebersamaan, kepedulian, pemeliharaan hubungan dan memelihara cita-cita, atau harapan di masa depan.
“Akhirnya hubungan menjadi hanya rutinitas, makin kering, bahkan kosong dan jenuh.”
(Baca: Yang Lebih Menyakitkan Dibanding Perselingkuhan)
Tanda-tanda pasangan mendua:
1.Berubah dari kebiasaan sebelumnya (lebih mengurus diri, lebih peduli dengan waktu).
2.Pengaturan waktu rutinnya mengalami perubahan.
3.Dengan era digital saat ini peduli dengan HP, sosmed, email, atau perangkat gadgetnya, yang sebelumnya tidak terlalu menjaga lalu berubah sebaliknya.
4.Menyibukkan diri di luar kebiasaannya.
5.Mengurangi cerita kegiatan sehari-harinya.
6.Kalau ketahuan, malahan justru mengancam pasangannya untuk melakukan yang dicurigai.
(Baca: 7 Cara 'Berdamai' dengan Suami yang Ketahuan Selingkuh)