Meskipun tak sering muncul, namun sakit kepala ini terjadi 3 hingga 4 menit dan hingga membuat Victoria menghentikan aktivitasnya.
Memasuki bulan Januari 2015, dirinya mulai merasakan sakit kepala lebih sering, sehingga akhirnya memutuskan untuk konsultasi pada dokter.
Dokter akhirnya memberikan obat antidepresan, meskipun Victoria sendiri tak merasa depresi.
(Baca: Sering Konsumsi Obat Antidepresan? Ketahui Jangka Waktu Minum dan Efek Buruknya)
Selain itu, dokter menjadwalkan dirinya untuk melakukan MRI agar kondisinya ini bisa diketahui lebih dalam.
Hasilnya, dokter mendiagnosis ada tumor pada otaknya dan akhirnya dijadwalkan untuk melakukan operasi pengangkatan tumor.
Meskipun operasi berjalan dengan sukses, namun hanya dilakukan pengangkatan 80 persen tumor mengingat posisinya yang krusial, sehingga Victoria harus tetap melakukan kemoterapi.
(Baca: Penglihatan Terganggu, 1 dari 7 Gejala Tumor Otak yang Tampak Sepele Tapi Bahaya)
Pada saat itu Victoria merasa sangat jatuh dan kondisinya benar-benar buruk.
Bahkan, Victoria sempat tak bisa berbicara dengan benar, tak bisa membaca, dan tak bisa mengingat anggota keluarganya sendiri.
Kemoterapi juga membuat kondisinya semakin terpuruk, dan tubuh menjadi lebih sakit dibanding sebelumnya, hidupnya pun menjadi sangat berubah.
April 2015, Victoria mulai melakukan radiasi 15 menit setiap Senin hingga Jumat dalam 6 minggu, sekaligus mengonsumsi 7 pil kemoterapi.
Akhir Desember 2016 lalu, hasil MRI menunjukkan bahwa tumor di otak Victoria membesar, dan masuk ke stadium 4.
Kondisinya yang semakin parah memang membuatnya semakin merasa terpuruk, namun Victoria memutuskan untuk terus melanjutkan hidup.
Anak-anaknya kini berusia 5 dan 3 tahun, dan dirinya ingin menghabiskan hidup bukan dengan menyesali keadaan namun dengan mensyukuri apa yang dia miliki saat ini.