Sepelekan Sakit Kepala yang Hilang Timbul, Victoria Ternyata Mengidap Kanker Otak

By Ade Ryani HMK, Rabu, 31 Mei 2017 | 09:00 WIB
Victoria, ibu rumah tangga yang tinggal di Kanada ini tak menyadari ada kanker di otaknya (Ade Ryani HMK)

Sakit kepala memang membuat tak nyaman, bahkan bisa mengganggu aktivitas kita.

Biasanya, saat sakit kepala menyerang solusinya adalah dengan minum obat, atau bahkan kita diamkan saja hingga sakitnya hilang.

Namun, sebaiknya jangan lakukan lagi kebiasaan tersebut, karena akibatnya bisa buruk bagi kesehatan kita.

(Baca: Uban Sering Bikin Kepala Gatal dan Pusing, Mitos Atau Fakta?)

Seperti pengalaman Victoria Burghadt, ibu dua anak yang tinggal di Edmonton, Alberta, Canada.

Sering merasakan sakit kepala yang tak biasa, namun ternyata sakit kepalanya itu merupakan gejala kanker otak.

Kisahnya berawal pada November 2014, Victoria mulai merasakan sakit kepala yang tak biasa, yang belum pernah dirasakan sebelumnya.

Sakit kepala ini muncul tiba-tiba di tengah malam dan hanya terjadi pada satu sisi kepala saja, namun menurut Victoria rasanya lebih sakit dibanding sakit kepala biasa.

Biasanya, sakit kepala tersebut muncul selama 10 hingga 20 menit, dan bisa tiba-tiba hilang.

(Baca: Wajib Coba! Tanpa Obat, Sakit Kepala Bisa Hilang dengan Memijat 6 Titik Tubuh Ini)

Saat itu Victoria memiliki dua anak berusia 3 tahun dan 15 bulan, jadi dia sempat berpikir bahwa kondisinya dipicu karena depresi pasca melahirkan atau gangguan tidur.

Sekitar Desember, Victoria mulai merasakan sakit kepala pada siang hari juga, dan muncul di kepala bagian depan.

Meskipun tak sering muncul, namun sakit kepala ini terjadi 3 hingga 4 menit dan hingga membuat Victoria menghentikan aktivitasnya.

Memasuki bulan Januari 2015, dirinya mulai merasakan sakit kepala lebih sering, sehingga akhirnya memutuskan untuk konsultasi pada dokter.

Dokter akhirnya memberikan obat antidepresan, meskipun Victoria sendiri tak merasa depresi.

(Baca: Sering Konsumsi Obat Antidepresan? Ketahui Jangka Waktu Minum dan Efek Buruknya)

Selain itu, dokter menjadwalkan dirinya untuk melakukan MRI agar kondisinya ini bisa diketahui lebih dalam.

Hasilnya, dokter mendiagnosis ada tumor pada otaknya dan akhirnya dijadwalkan untuk melakukan operasi pengangkatan tumor.

Meskipun operasi berjalan dengan sukses, namun hanya dilakukan pengangkatan 80 persen tumor mengingat posisinya yang krusial, sehingga Victoria harus tetap melakukan kemoterapi.

(Baca: Penglihatan Terganggu, 1 dari 7 Gejala Tumor Otak yang Tampak Sepele Tapi Bahaya)

Pada saat itu Victoria merasa sangat jatuh dan kondisinya benar-benar buruk.

Bahkan, Victoria sempat tak bisa berbicara dengan benar, tak bisa membaca, dan tak bisa mengingat anggota keluarganya sendiri.

Kemoterapi juga membuat kondisinya semakin terpuruk, dan tubuh menjadi lebih sakit dibanding sebelumnya, hidupnya pun menjadi sangat berubah.

April 2015, Victoria mulai melakukan radiasi 15 menit setiap Senin hingga Jumat dalam 6 minggu, sekaligus mengonsumsi 7 pil kemoterapi.

Akhir Desember 2016 lalu, hasil MRI menunjukkan bahwa tumor di otak Victoria membesar, dan masuk ke stadium 4.

Kondisinya yang semakin parah memang membuatnya semakin merasa terpuruk, namun Victoria memutuskan untuk terus melanjutkan hidup.

Anak-anaknya kini berusia 5 dan 3 tahun, dan dirinya ingin menghabiskan hidup bukan dengan menyesali keadaan namun dengan mensyukuri apa yang dia miliki saat ini.

(Baca: Ini Beda Kemoterapi dan Radiasi untuk Atasi Kanker)