Flu merupakan salah satu gangguan kesehatan yang paling sering kita alami.
Kebanyakan pasti sudah tahu fakta dasar mengenai flu seperti misalnya cara penularan, bagaimana pengobatan, atau gejalanya.
Namun, sudah tahukah Anda mengenai 7 fakta ini?
‘Flu’ adalah Singkatan
Influenza merupakan kata dari bahasa Italia yang berarti pengaruh atau influence dalam bahasa Inggris.
Awalnya, kata ini merujuk pada kumpulan orang yang memercayai bahwa benda langit seperti matahari dan lainnya bisa mempengaruhi kehidupan manusia, termasuk kesehatan.
(Baca: Tisu Atau Sapu Tangan, Mana yang Lebih Baik Digunakan Saat Terserang Flu?)
Bapak Kedokteran Modern
Menurut sejarah, sudah banyak referensi yang menyebutkan tentang penyakit ini, namun orang pertama yang dengan tepat dan akurat menjelaskan mengenai gejala flu adalah Hippocrates.
Dirinya juga dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern hingga saat ini.
Flu Spanyol
Salah satu bencana terburuk sepanjang sejarah adalah Flu Spanyol yang terjadi pada tahun 1918 dan membunuh hingga 50 juta orang, lebih banyak dibanding korban perang dunia.
(Baca: Wajib Dicoba, 7 Cara Ampuh Agar Tidak Gampang Ketularan Flu)
Pengobatan yang Tak Biasa
Saat wabah flu Spanyol, belum ditemukan pengobatannya karena penicillin baru ditemukan pada 1928.
Sebelumnya, pengobatannya dilakukan dengan cara yang mungkin terdengar aneh bagi kita.
Misalnya, minum whiskey, makan dan mandi bawang, menghindari pakaian ketat, dan membelah dada untuk menghilangkan lender dan darah dari paru-paru.
Tahan
Virus penyebab flu bisa menempel, bahkan sampai melewati perjalanan jauh.
Selain itu, virus flu juga bisa bertahan dalam berbagai kondisi, dan akan aktif berminggu-minggu di tubuh seseorang.
Vaksin Bisa Menyebabkan Alergi
Kebanyakan vaksin influenza diinkubasi dalam telur sehingga memiliki sedikit kandungan protein.
Jadi, pasien yang memiliki alergi pada telur bisa saja alergi setelah diberi vaksin flu.
(Baca: Penyebab Hidung Terasa Panas dan Sering Gatal Saat Flu Melanda)
Lebih Mematikan Dibanding Ebola
Influenza membunuh lebih banyak orang dibandingkan penyakit mematikan lain, seperti Ebola.
Sumber : www.health24.com