Sungguh Mulia! Wanita Ini Rela Peras ASI 10 Jam Sehari, Ternyata Faktanya Mengejutkan

By , Jumat, 28 Juli 2017 | 03:16 WIB
Ibu bekerja pilih pompa ASI manual atau elektrik? Yuk simak perbandingannya (Nova)

Nova.id - Pemberian ASI pada bayi adalah suatu hal yang wajib bagi seorang perempuan yang telah memiliki anak.

Namun bagaimana halnya dengan bayi yang tidak bisa menerima ASI secara rutin lantaran suatu hal?

Seperti yang dilansir dari Kompas.com, seorang perempuan asal Oregon, Amerika Serikat ini memiliki hati yang sungguh mulia.

Mengapa? Sebab, perempuan yang bernama Elizabeth Anderson-Sierra (29) dengan kebesaran hatinya ia menyumbangkan lebih dari 5.000 botol ASI-nya untuk membantu bayi-bayi yang lahir secara prematur.

Baca juga: Payudara Besar Tapi Produksi ASI Sedikit, Apa Penyebabnya?

Ia membutuhkan waktu 10 jam dalam sehari hanya untuk memeras hampir 7 liter ASI-nya setiap hari, 10 kali lipat lebih banyak dari rata-rata perempuan.

Mengapa Elizabeth bisa menghasilkan ASI sedemikan banyak? Tenyata perempuan ini "mengidap" sindroma hiperlaktasi, artinya dia bisa menghasilkan ASI lebih banyak dari jumlah yang dianggap normal.

Meski menghabiskan 10 jam sehari untuk memeras ASI-nya, Elizabeth tetap meluangkan waktu untuk menyusui putrinya, Sophie, yang baru berusia enam bulan.

Baca juga: Suka Duka Fitriyana, Donor ASI untuk 20 Bayi Laki-Laki

Sisa ASI yang tak bisa dikonsumsi putrinya yang kemudian dia peras dan disimpan di dalam kulkas sebelum disumbangkan untuk bayi-bayi yang membutuhkan.

Sang suami David Sierra (52) diketahui turut membantu upaya kemanusiaan yang dilakukan istrinya tersebut.

Dia membantu mengemas, memberi label tanggal, dan disimpan di dalam lemari es besar di rumah mereka.

Baca juga: Luar Biasa! Ini Dia Keajaiban ASI yang Belum Pernah Anda Tahu

Elizabeth, yang pernah bekerja sebagai personel pasukan penjaga pantai AS itu mengatakan, ASI yang dihasilkannya itu adalah hasil dari upaya penuh cintanya.

"Saya sadar bahwa saya memproduksi lebih banyak ASI saat hamil anak pertama, tetapi saat saya memiliki anak kedua, produksi ASI saya jauh lebih banyak," ujar ibu dari Isabella yang berusia dua tahun itu, dikutip dari Kompas.com.

"Kini Sophia sudah berusia enam bulan dan saya memeras ASI lima kali sehari yaitu saat bangun tidur, setelah sarapan, setelah makan siang, setelah makan malam, dan tengah malam," kata Elizabeth.

"Sekali memeras saya bisa menghasilkan hampir dua liter ASI," lanjut Elizabeth.

Baca juga: Mengerikan! Ini yang Terjadi Jika Sering Melakukan Operasi Caesar

Sehingga, setelah memeras ASI, Elizabeth masih membutuhkan setidaknya tiga jam lagi untuk proses mengemas, memberi label, proses sterilisasi, dan penyimpanan.

Ibu bekerja pilih pompa ASI manual atau elektrik? Yuk simak perbandingannya (Nova)

Elisabeth Anderson-Sierra (29) dan kedua putrinya Isabella (2) dan Sophie (6 bulan)

"Memeras ASI bukan pekerjaan yang menyenangkan, sangat tak nyaman dan sakit, tetapi ini adalah pekerjaan cinta," ujar Elizabeth.

"Selama 2,5 tahun ini, saya tak pernah libur (memeras ASI). Ini lebih dari sebuah pekerjaan tetap bagi saya," tambah dia.

Elizabeth menambahkan, ASI yang disumbangkannya itu akan membantu ribuan bayi karena begitu tiba di bank ASI maka air susu itu akan diproses kembali sehingga satu ons ASI bisa digunakan empat bayi.

Baca juga: Enggak Perlu Diet, Cukup Rutin Lakukan 7 Hal Ini Biar Selulit Hilang dan Langsing

"Dan saya tak peduli kemana ASI ini akan disalurkan. Saya pernah mendonasikan ASI saya kepada pasangan gay dan para ibu yang menderita kanker payudara," kata dia.

"Saya mendapatkan perasaan yang begitu luar biasa," dia melanjutkan.

Bank ASI yang menerima donasi memberi Elizabeth 1 dolar AS atau sekitar Rp 13.000 sebagai kompensasi hilangnya waktu perempuan itu.

Dan oleh Elizabeth uang tersebut digunakan untuk menambah biaya pembelian lemari pendingin, peralatan, dan suplemen tambahan bagi dirinya agar bisa terus menghasilkan ASI dalam jumlah yang memadai.

Baca juga: 6 Penyakit yang Sering Diderita Bayi, Nomor 4 Sering Diabaikan Padahal Bahaya!

Ibu dua anak ini setelah beberapa tahun menganggap mendonasikan ASI sudah menjadi bagian dari hidupnya.

"Saat pertama memulai memang sangat berat, terutama karena tak ada harga pasti untuk ASI dan semua kesulitan serta kesakitan saat memproduksinya," kenang Elizabeth.

"Ini seperti menyerahkan begitu saja lukisan kuno di Kapel Sistine yang harganya tak terhingga karena membutuhkan ribuan jam kerja," kata dia.

"Saya juga sempat khawatir, bagaimana jika ASI saya habis dan saya tak bisa menyusui bayi saya sendiri?" Elizabeth melanjutkan.

Baca juga: Pria Ini Mengaku Pacaran dengan Jessica Iskandar, Ini yang Terjadi

Namun, akhirnya Elizabeth bisa melalui semua itu dan terus menyumbangkan ASI-nya bagi ribuan bayi yang membutuhkan.

"Kegiatan ini membuat saya merasa telah memberikan sumbangan bagi masyarakat saya dan berpartisipasi dalam hal kemanusiaan," dia menegaskan.

"ASI adalah emas cair, sehingga jangan disia-siakan dan banyak yang membutuhkan ASI di luar sana," ujar Elizabeth. (*)

Artikel ini pernah tayang di Kompas.com dengan judul, "Wanita AS Peras ASI 10 Jam Sehari untuk Menyumbang Bayi Prematur."