NOVA.id - Dalam berkeluarga, berbagi beban dan peran dengan pasangan adalah hal lumrah.
Namun bagi sebagian orang, berbagi peran dan beban tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Butuh komitmen jelas dan diperlukan kemampuan me-manage waktu sebaik mungkin.
Baca juga: Begini Cara Mengasuh Anak Pemalu Agar Tidak Minder dalam Pergaulan
Menurut Anindita Citra, S.Psi, M.Psi, psikolog yang praktek di Klinik Light House, Jakarta, berbagi peran dan beban biasanya diawali dengan kesepakatan dalam meringankan beban suami-istri.
Misalnya berbagi peran dalam hal materi, suami mencari nafkah dan istri tetap mengurus rumah dan anak.
Namun, pada era yang modern ini telah terjadi pergeseran gender, di mana perempuan juga ikut mencari nafkah atas dasar kebutuhan ekonomi yang tinggi.
Baca juga: Ini Kata Indadari Soal Caisar, Benarkah Bercerai?
Pembagian peran tetap bisa terjadi ketika suami dan istri sama-sama bekerja.
“Misalnya, hari ini suami mengurus anak (memandikan, menemani, mengerjakan PR atau membacakan dongeng) dan istri mengurus rumah (belanja, menyediakan makan malam, mencuci piring), sementara keesokan harinya istri yang mengurus anak dan suami yang mengurus rumah. Tapi pembagian itu tidak dilakukan secara pukul rata,” jelas Citra.
Jalankan Peran, Hindari Stres
Penyebab stres itu datang adalah banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan dan keterlibatan pasangan dapat mempengaruhi hal tersebut.