Baca juga: Terkait Pola Asuh, Mengapa Orangtua Saling Bersaing?
Para peneliti menemukan adanya kemiripan pada sikap agresif, antisosial, dan emosi negatif pada partisipan yang sama pada umur 21-26 tahun.
Sifat antisosial, atau yang sering disebut dengan “sosiopat” atau “psikopat” adalah sebuah kondisi gangguan mental di mana seseorang tidak dapat merasakan empati terhadap sekitarnya dan sering dikaitkan dengan sikap manipulatif dan bertentangan dengan hukum seperti compulsive liar (berbohong terus menerus tanpa disadari), mencuri, merusak properti, dan kekerasan.
Baca juga: Ini 4 Cara Mengatakan "Tidak" pada Anak
Individu pengidap psikopati tidak memiliki rasa penyesalan dan bersalah atas perbuatannya terhadap orang lain, juga rasa tanggung jawab yang hampir tidak ada.
Meskipun menonton film sadis bukan penyebab utama terbentuknya sikap antisosial (banyak faktor lain mengenai penyebab kemungkinan terjadinya hal ini), para peneliti mengatakan bahwa ada satu hal yang jelas-jelas dapat meminimalisir dampak negatif pada tumbuh kembang anak, yakni dengan mengurangi waktu menonton anak.
Baca juga: Duh, Kalau Orangtua Tak Kompak Mengasuh, Si Kecil Bisa Rapuh Loh
Beberapa hal lain yang perlu dilakukan oleh orangtua untuk meminimalisir dampak buruk dari tayangan televisi adalah:
- Mempelajari tentang jenis dan rating film yang dapat ditonton oleh anak-anak. Dengan mengetahui jenis dan rating film, maka orang tua dapat mengetahui film apa saja yang cocok atau tidak cocok untuk ditonton oleh anak sesuai usianya.
- Hindari memfasilitasi kamar anak dengan televisi, terutama jika kita dan anak tidak tidur dalam satu kamar.
- Memberikan larangan tegas dan pendampingan kepada anak yang menonton film kekerasan. Tujuannya adalah agar orangtua dapat mengawasi apa yang ditonton oleh anak, serta dapat melakukan diskusi dengan anak terhadap film yang ditonton. Salah satunya adalah dengan memberitahu bahwa adegan dalam televisi tidaklah nyata; sehingga kekerasan tersebut akan menyebabkan rasa sakit jika dilakukan di kehidupan nyata, sehingga mereka tidak boleh meniru adegan berbahaya tersebut.
- Ajak anak kita untuk melakukan aktivitas lain, seperti menikmati alam dan lingkungan, bersosialisasi dengan teman seusianya, atau orangtua dapat memperkenalkan anak dengan hobi baru yang menyenangkan. (*)
(Wisnubrata / Kompas.com)