NOVA.id – Salah satu penyakit degeneratif atau penyakit yang menyebabkan terjadinya kerusakan atau penghancuran terhadap jaringan atau organ tubuh adalah katarak.
Proses kerusakan ini biasanya terjadi seiring dengan bertambahnya usia. Tak heran, penyakit ini banyak ditemukan pada usia lanjut.
Katarak sendiri adalah kondisi di mana lensa mata menjadi keruh.
(Baca juga : Tak Disangka, Ternyata Begini Awal Mula Cerita Cinta Baim Wong dan Vebby Palwinta)
Karena ada bagian seperti berawan pada area lensa mata, maka cahaya terhalang masuk ke retina sehingga menimbulkan masalah penglihatan.
Meskipun katarak banyak diderita pada lanjut usia, namun katarak juga bisa diderita pada usia dini dengan berbagai sebab atau juga disebut katarak kongenital.
Gejala yang mungkin timbul adalah ada bercak keputihan di pupil pada mata si kecil, bola mata tampak tak seimbang, serta anak akan mudah silau bila terkena sinar matahari.
(Baca juga : Mengejutkan! Sebelum Menjadi Miss Indonesia, Maria Harfanti Ternyata Pernah Tinggal di Desa Miskin Ini)
Sama seperti katarak pada umumnya, katarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa mata yang terjadi sejak lahir.
Lensa mata memiliki fungsi memfokuskan cahaya yang masuk ke mata menuju retina sehingga objek bisa tertangkap mata dengan jelas.
Bila ada katarak, maka cahaya yang masuk ke mata tersebar karena lensa mata keruh, sehingga objek yang tertangkap mata menjadi kabur dan terdistorsi.
(Baca juga : Bercinta Sambil Pakai Penutup Mata Bisa Bikin Suami Semakin Bergairah, Coba Malam Ini!)
Bisa Dipengaruhi oleh Obat yang Diminum Saat Hamil
Katarak sangat jarang terjadi pada bayi dan anak, namun bayi dapat terlahir dengan katarak karena faktor genetik, infeksi ketika masih dalam kandungan, atau rendahnya berat badan bayi saat lahir.
Selain itu katarak kongenital juga bisa disebabkan trauma, diabetes, atau inflamasi.
Bila katarak kongenital disebabkan oleh genetik, kelainan terjadi saat proses pembentukan protein untuk mempertahankan transparansi dari lensa mata alami tidak berjalan normal, sehingga mengakibatkan adanya noda keruh pada lensa mata.
(Baca juga : Ibunda Ungkap Acha Septriasa Sempat Ingin Menyerah saat Melahirkan Anak Pertamanya, Katanya...)
Obat-obatan tertentu juga bisa menimbulkan reaksi tertentu dan menyebabkan katarak, seperti antibiotik tetrasiklin yang digunakan untuk mengobati infeksi saat hamil.
Sebaiknya, selalu konsultasikan pada dokter sebelum mengonsumsi obat-obatan tertentu ketika sedang mengandung agar tak mempengaruhi janin.
Sementara itu, katarak kongenital juga bisa terjadi sejak di dalam kandungan terutama ketika sang ibu memiliki infeksi sperti campak atau rubella, herpes, cacar air, toksoplasmosis, dan berbagai jenis infeksi lain.
(Baca juga : Mengharukan! Acha Septriasa Berjuang 28 Jam Lahirkan Anak Pertama Secara Normal, Ini Cerita Ibundanya)
Deteksi Dini dengan Mainan
Untuk mendeteksi kemungkinan katarak yang diderita bayi, kita bisa melakukan beberapa cara.
Pertama, coba beri bayi kita mainan dengan warna yang cerah seperti biru, hijau, kuning, atau merah. Kemudian, gerakkan mainan tersebut ke berbagai arah secara perlahan. Lalu, amati respon bayi kita.
Bila pandangan bayi mengikuti arah mainan tersebut digerakkan dan berusaha untuk menggapainya, maka bayi mengeluarkan respon yang normal.
(Baca juga : Ini yang Bikin Baim Wong Yakin Melamar Vebby Palwinta, Alasannya Menyentuh!)
Namun bila bayi kita tak mengeluarkan respon tersebut, maka ada kemungkinan bayi kita terkena katarak dan segera konsultasikan pada dokter.
Pada anak, ada beberapa gejala katarak yang bisa kita waspadai.
Antara lain lensa mata tak jernih, kesulitan membaca atau melihat jarak jauh, penglihatan ganda, serta ukuran lensa kacamata yang sering berubah.
(Baca juga : Ternyata Kopi Lebih Sehat Disajikan dengan Cara Ini, Jangan Salah Lagi!)
Bisa Sebabkan Kebutaan
Diolah dari laman WebMD, katarak kongenital bisa menghambat penglihatan atau bahkan menyebabkan kebutaan.
Diperlukan operasi katarak sesegera atau sedini mungkin untuk menjamin penglihatan bayi nantinya bisa berkembang secara normal.
Prosedur operasi ini adalah dengan mengangkat lensa alami anak, yang kemudian digantikan dengan lensa buatan, menggunakan lensa kontak, atau mengenakan kacamata setelah operasi.
(Baca juga : Ingin Membuat Kulit Risoles yang Tidak Mudah Sobek? Ini Rahasianya!)
Bila melewatkan tindakan koreksi tersebut, penglihatan anak bisa berkurang dan perkembangan normal indera penglihatan bayi akan terhambat.
Ingin tahu selengkapnya seputar katarak pada anak?
Segera dapatkan Tabloid Nova edisi 1544 (25 September – 01 Oktober 2017)!