Jangan Sampai Keliru, Lakukan Cara Ini Sebagai Pertolongan Pertama Bila Tersengat Listrik!

By Dionysia Mayang Rintani, Senin, 2 Oktober 2017 | 03:30 WIB
Jangan Sampai Keliru, Lakukan Cara Ini Sebagai Pertolongan Pertama Bila Tersengat Listrik! (Dionysia Mayang)

Sering kali kerusakan akibat tersengat listrik paling banyak terjadi pada jaringan saraf, pembuluh darah, dan otot.

Hal ini disebabkan oleh resistensi organ tersebut yang lebih rendah sesuai dengan hukum Ohm.

Baca Juga : 6 Gangguan yang Sering Menyerang Vagina, Nomor 2 Sering Kita Alami!

Apa saja tanda dan gejala dari sengatan listrik?

Tanda dan gejala sengatan listrik bermacam-macam, tergantung organ apa saja yang dilalui dan dirusak oleh arus listrik.

Berat-ringannya kerusakan organ dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, berapa lama kontak dengan arus listrik terjadi, tipe arus listrik dan seberapa kuat arus listrik, bagaimana penyebaran listrik di dalam tubuh, serta bagaimana kondisi kesehatan korban secara umum.

Arus listrik sebesar >200.000 Ampere dengan >30×106 Volt menyebabkan angka kematian yang tinggi walaupun waktu kontaknya singkat.

Baca Juga : Mengagumkan! Sempat Dibully Karena Warna Kulit, Sekarang Wanita Ini Justru Berubah Bagai Sosok Ratu

Saat tersengat listrik, tergantung tingkat keparahannya, hal-hal berikut mungkin terjadi dalam tubuh kita:

Baca Juga : Ajak Suami ke Pernikahan Sahabat, Warganet Sebut Engku Emran Mirip Omesh, Ini Buktinya

Bagaimana cara menangani sengatan listrik (kesetrum)?

Berikut ini adalah pertolongan pertama harus kita lakukan saat menghadapi situasi di mana seseorang tersengat listrik.

Baca Juga : Waspada, Begini Tindakan Tepat Pertolongan Pertama Saat Bayi Tersedak

Yang TIDAK boleh dilakukan

Kita mungkin saja bermaksud baik dan ingin membantu, namun perhatikan juga hal-hal berikut ini supaya upaya pertolongan tidak akan malah berakibat fatal bukan saja bagi korban, tapi juga bagi kita yang menolongnya.

Sengatan listrik dapat menimbulkan komplikasi berupa kerusakan saraf atau patah tulang, sehingga mengubah posisi korban dapat memperparah komplikasi yang ada.(*)